Skip to main content

Per 25 Agustus, Pembangunan Fase 2A CP 201 Capai 42,69 Persen

Image
TBM-1
Suasana di bawah tanah area pembangunan terowongan. Foto oleh PT MRT Jakarta (Perseroda)/Irwan Citrajaya. 

Pekerjaan pembangunan CP 201 (Stasiun Thamrin dan Monas) fase 2A MRT Jakarta berjalan sesuai jadwal. Per 25 Agustus 2022, perkembangan pembangunan telah mencapai 42,69 persen. Saat ini, pembangunan Stasiun Monas telah masuk ke tahap pekerjaan pengecoran level platform, pengecoran kolom stasiun, pengecoran struktur dinding gardu induk, penyelesaian pengeboran kolom pada gardu induk, penyelesaian pengeboran terowongan dari Monas ke Thamrin, dan persiapan pengeboran northbound TBM-2 dari Stasiun Thamrin menuju Stasiun Monas. Hingga akhir 2022 ini, PT MRT Jakarta (Perseroda) menargetkan penyesaian penggalian station box, roof slab, concourse slab, dan base slab stasiun, serta memulai pengeboran koridor Monas—Thamrin.

Sedangkan di Stasiun Thamrin, pekerjaan yang sedang dilakukan meliputi pekerjaan dinding penahan tanah/dinding stasiun (D-Wall), pekerjaan king post, jet grout di sisi selatan stasiun, persiapan traffic diversiondi sisi selatan stasiun, pekerjaan persiapan TBM-1 breakthrough dan persiapan u-turn di shaft stasiun, pekerjaan king post dan D-Wall sisi utara stasiun, dan traffic decking sisi utara stasiun. Hingga akhir 2022 ini, PT MRT Jakarta (Perseroda) menargetkan penyelesaian pekerjaan D-Wall dan kingpost station box, penggalian station box, pemasangan traffic decking sisi timur station box, dan pengeboran koridor Bundaran HI—Thamrin.

 Pascapenandatanganan paket kontrak (contract package) CP 203 (Stasiun Glodok dan Kota) pada 20 April 2021, pekerjaannya pun sudah mulai dilakukan dan berjalan sesuai jadwal. Per 25 Agustus 2022, perkembangannya sudah mencapai 15,37 persen dengan pekerjaan di Stasiun Glodok meliputi pekerjaan D-Wall, pemasangan washing bay, soil pond, slurry tank, dan tapping gate, jet grout, dan persiapan pemasangan king post. Di Stasiun Kota, meliputi pekerjaan penanganan saluran air terakota dan jembatan kuno Glodok, pembebasan lahan area entrance sisi selatan, pemasangan washing bay, soil pond, dan tapping gate, pekerjaan king post, dan pesiapan pekerjaan D-Wall.  

Sedangkan untuk CP 202 (Stasiun Harmoni—Mangga Besar—Sawah Besar) setelah resmi dimulai pada 18 Juli lalu, telah mencapai 5,62 persen dengan cakupan pekerjaan meliputi inventarisasi pembebasan lahan, pemasangan moveable concrete barrier (MCB) dan pagar persiapan area kerja (site clearance), rekayasa lalu lintas (traffic diversion) tahap 1.1 dimulai sejak 18 Agustus, pekerjaan survey pre-construction condition, pekerjaan test pit utilitas, koordinasi relokasi utilitas, persiapan test pit arkeologi, dan persiapan pumping test di sekitar Mangga Besar.

Sedangkan pengadaan CP 205 railway systems and trackwork (sistem perkeretaapian dan rel), 206 rolling stock (ratangga), dan CP 207 automatic face collection (sistem pembayaran) masih berjalan sesuai jadwal. 

Fase 2A MRT Jakarta akan menghubungkan Stasiun Bundaran HI hingga Kota sepanjang sekitar 5,8 kilometer dan terdiri dari tujuh stasiun bawah tanah, yaitu Thamrin, Monas, Harmoni, Sawah Besar, Mangga Besar, Glodok, dan Kota. Fase 2A tersebut dibagi menjadi dua segmen, yaitu segmen satu Bundaran HI—Harmoni yang ditargetkan selesai pada Maret 2025, dan segmen dua Harmoni—Kota yang ditargetkan selesai pada Agustus 2027. Fase 2B MRT Jakarta yang rencananya melanjutkan dari Kota sampai dengan Depo Ancol Barat masih dalam tahap studi kelayakan (feasibility study). Fase 2A MRT Jakarta dibangun dengan biaya sekitar Rp22,5 triliun melalui dana pinjaman kerja sama antara Pemerintah Indonesia dan Jepang. 

Berbeda dengan fase 1, fase 2 dibangun sekaligus dengan membangun kawasan stasiun dengan konsep kawasan berorientasi transit (transit oriented development). Pembangunan dengan konsep ini tidak hanya menyiapkan infrastruktur stasiun MRT Jakarta saja, namun juga kawasan sebagai paduan antara fungsi transit dan manusia, kegiatan, bangunan, dan ruang publik yang akan mengoptimalkan akses terhadap transportasi publik sehingga dapat menunjang daya angkut penumpang.