Skip to main content

Per 25 Desember, Pembangunan Fase 2A CP 201 Capai 30,023 Persen

TBM 1 BHI
Perakitan TBM-1 sedang dilakukan. Rencananya, Januari 2022 akan dimulai pengeboran untuk koridor Bundaran HI--Thamrin. Foto oleh PT MRT Jakarta (Perseroda)/Irwan Citrajaya. 

Pekerjaan pembangunan CP 201 fase 2A MRT Jakarta berjalan sesuai rencana. Per 25 Desember 2021, perkembangan pembangunan telah mencapai 30,023 persen. Saat ini, pembangunan Stasiun Monas telah masuk ke tahap pemasangan rebar atau pembesian untuk persiapan pengecoran roof slab pada station box Monas. Selain itu, sedang dilakukan pengecoran base slab gardu induk (receiving substation) dan persiapan launching shaft sisi selatan mesin bor terowongan. Pada 2022 mendatang, PT MRT Jakarta (Perseroda) menargetkan penyesaian penggalian station box, roof slab, concourse slab, dan base slab stasiun, serta memulai pengeboran koridor Monas—Thamrin.

Sedangkan di Stasiun Thamrin, pekerjaan yang sedang dilakukan meliputi pekerjaan D-Wall di area launching shaft sisi utara mesin bor terowongan, pekerjaan station box utara, pekerjaan power blender dan guide wall di station box utara, pekerjaan kingpost station box selatan, pekerjaan jet grout di shaft selatan mesin bor terowongan, dan pekerjaan perakitan mesin bor terowongan 1 di area utara Stasiun Bundaran HI. Pada 2022 mendatang, PT MRT Jakarta (Perseroda) menargetkan penyelesaian pekerjaan D-Wall dan kingpost station box, penggalian station box, pemasangan traffic decking sisi timur station box, dan pengeboran koridor Bundaran HI—Thamrin.

Pascapenandatanganan paket kontrak (contract package) CP 203 pada 20 April 2021 lalu, pekerjaannya pun sudah mulai dilakukan dan berjalan sesuai jadwal. Per 25 Desember, perkembangannya sudah mencapai 6,967 persen dengan pekerjaan meliputi manajemen rekayasa lalu lintas dan pelebaran jalan di Jalan Gajah Mada, Hayam Wuruk, dan Pintu Besar Selatan, penanaman pohon kompensasi proyek, dan pekerjaan pembangunan halte sementara di Glodok untuk bus Transjakarta. CP 203 akan membangun dua stasiun bawah tanah, yaitu Stasiun Glodok sepanjang 240 meter dan Stasiun Kota sepanjang 411,2 meter serta terowongan bawah tanah mulai dari Mangga Besar sampai Kota Tua sepanjang 1,4 kilometer. Total nilai kontrak sekitar Rp4,6 triliun dengan masa konstruksi selama 72 bulan (September 2021— Agustus 2027).

TBM-1
Direktur Utama William Sabandar saat meninjau lokasi perakitan mesin bor terowongan di area utara Bundaran HI. Foto oleh PT MRT Jakarta (Perseroda)/Irwan Citrajaya. 

Fase 2A MRT Jakarta akan menghubungkan Stasiun Bundaran HI hingga Kota sepanjang sekitar 5,8 kilometer dan terdiri dari tujuh stasiun bawah tanah, yaitu Thamrin, Monas, Harmoni, Sawah Besar, Mangga Besar, Glodok, dan Kota. Fase 2A tersebut dibagi menjadi dua segmen, yaitu segmen satu Bundaran HI—Harmoni yang ditargetkan selesai pada Maret 2025, dan segmen dua Harmoni—Kota yang ditargetkan selesai pada Agustus 2027. Fase 2B MRT Jakarta yang rencananya melanjutkan dari Kota sampai dengan Depo Ancol Barat masih dalam tahap studi kelayakan (feasibility study). Fase 2 MRT Jakarta akan dibangun dengan biaya sekitar Rp22,5 triliun melalui dana pinjaman kerja sama antara Pemerintah Indonesia dan Jepang. 

Berbeda dengan fase 1, fase 2 dibangun sekaligus dengan membangun kawasan stasiun dengan konsep kawasan berorientasi transit (transit oriented development). Pembangunan dengan konsep ini tidak hanya menyiapkan infrastruktur stasiun MRT Jakarta saja, namun juga kawasan sebagai paduan antara fungsi transit dan manusia, kegiatan, bangunan, dan ruang publik yang akan mengoptimalkan akses terhadap transportasi publik sehingga dapat menunjang daya angkut penumpang. 

Penulis: Nasrullah.