Skip to main content

Penandatanganan Dokumen Kesepakatan Pinjaman Lunak ODA Pembangunan Jakarta Metropolitan MRT Jalur Timur—Barat Fase 1 Tahap 1

Image
depo
Depo MRT Jakarta di Lebak Bulus. Pemerintah Jepang telah mendukung MRT Jakarta sejak pembangunan fase 1. Foto oleh PT MRT Jakarta (Perseroda). 

Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Jepang menyepakati Pinjaman Lunak Official Development Assisstance (ODA) senilai 140,699 juta Yen untuk pembangunan Jakarta Metropolitan MRT Jalur Timur—Barat fase 1 tahap 1 meliputi wilayah Tomang sampai dengan Medan Satria. Kesepakatan ditandai dengan penandatanganan dokumen pinjaman oleh Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan RI Suminto dan Chief Representative Japan International Cooperation Agency (JICA) Indonesia Office Yasui Takehiro pada Senin (13-5-2024).

“MRT Jakarta merupakan proyek kerja sama bilateral simbolik yang berfungsi sebagai jembatan antara Indonesia dan Jepang. JICA sangat senang dapat memulai kerjasama dengan Jalur Timur-Barat, seperti halnya kerja sama untuk pembangunan Jalur Utara-Selatan,” tutur Yasui Takehiro. “MRT Jakarta telah sepenuhnya menyerap teknologi dan pengetahuan Jepang dan menyesuaikannya dengan kebutuhan masyarakat di Jakarta. Saya berharap MRT ke depannya akan terus diperluas dan dicintai oleh seluruh masyarakat Indonesia, khususnya warga Jakarta dan sekitarnya,” lanjutnya.

Selain itu, dalam kesempatan yang sama, dilakukan pula penandatanganan dokumen exchange of notes antara kedua negara. Mewakili Indonesia, Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri RI Abdul Kadir Jailani dan Duta Besar Jepang untuk Republik Indonesia Masaki Yasushi mewakili Pemerintah Jepang.

Direktur Utama PT MRT Jakarta (Perseroda) Tuhiyat menyampaikan apresiasi setinggi- tingginya kepada semua pihak atas terselenggaranya penandatanganan ini. “Terlaksananya penandatanganan dokumen pinjaman lunak ODA ini merupakan sebuah milestone penting bagi pembangunan Jakarta. Ini menunjukkan bahwa Jakarta secara konsisten mengubah paradigma pembangunan kotanya menjadi berbasis transportasi publik, khususnya perkeretaapian perkotaan modern,” ujarnya. “Sebagai salah satu pionir sistem perkeretaapian perkotaan, MRT Jakarta akan terus mendukung upaya ini dan bekerja seoptimal mungkin menghadirkan layanan berkelas dunia kepada masyarakat,” pungkasnya.

Dalam pinjaman ini, Pemerintah Jepang akan mendukung pembangunan infrastruktur perkeretaapian seperti jalur, jalan rel, stasiun, kereta, depo, sistem perkeretaapian, hingga jasa konsultasi. Rencananya, lelang fase 1 tahap 1 ini akan dilakukan pada akhir tahun 2024 dan penyelesaian pekerjaan konstruksi ditargetkan pada 2031.

Pembangunan Jakarta Metropolitan MRT jalur Timur—Barat fase 1 tahap 1 direncanakan meliputi wilayah Tomang sampai dengan Medan Satria sepanjang 24,5 kilometer dengan total 21 stasiun yang terdiri dari 13 stasiun layang di segmen Tomang—Grogol dan Cempaka Baru—Medan Satria; 8 stasiun bawah tanah di segmen Roxy—Galur; dan 5,9 kilometer jalur akses menuju depo at grade di area Rorotan. Ground breaking pekerjaan fase 1 tahap 1 ini direncanakan pada Agustus 2024 mendatang.