Skip to main content

Per 25 April, Pembangunan Fase 2A CP 201 Capai 56,2 Persen

Pekerjaan pembangunan CP 201 (Stasiun Thamrin dan Monas) fase 2A MRT Jakarta berjalan sesuai jadwal. Per 25 April 2023, perkembangan pembangunan telah mencapai 56,2 persen. Saat ini, pembangunan Stasiun Monas telah masuk ke tahap pekerjaan pengecoran tangga akses darurat (emergency access) gardu induk, pengecoran dinding peron (platform), pekerjaan bore pile untuk launching shaft box jacking entrance Jalan Museum, pekerjaan pengecoran dinding ventilation tower, dinding ruangan dalam gardu induk, pekerjaan waterproofing dan concrete backfilling gardu induk, pemasangan pipa saluran buangan air stasiun, dan pemasangan jalur kabel stasiun.

Sedangkan di Stasiun Thamrin, pekerjaan yang sedang dilakukan meliputi pekerjaan penggalian dan pengecoran roof slab sisi utara, penggalian concourse slab sisi selatan stasiun, jet grouting sisi selatan stasiun, dan pekerjaan pemasangan waterproofing roof slab sisi selatan dan utara stasiun.

Image
CP202
Foto udara area pekerjaan CP202. Foto oleh PT MRT Jakarta (Perseroda)/Irwan Citrajaya. 28-4-2023.

Per 25 April 2023 pula, mesin bor terowongan 1 (TBM-1) telah berhasil mencapai Stasiun Bundaran HI dan menembus dinding (breakthrough) pada 20 Maret 2023 lalu. Selanjutnya, TBM 1 akan dibongkar lalu dipindahkan ke sisi utara Stasiun Monas untuk melakukan pengeboran southbound menuju Stasiun Harmoni. Sedangkan mesin bor terowongan 2 (TBM-2) telah memulai pekerjaan pembangunan terowongan northbound menuju Stasiun Harmoni dan telah berhasil membangun sepanjang sekitar 456 meter (304 ring).

Sedangkan untuk CP 202 (Stasiun Harmoni—Sawah Besar—Mangga Besar) setelah resmi dimulai pada 18 Juli 2022, per 17 April 2022 telah mencapai 12,338 persen dengan cakupan pekerjaan meliputi proteksi dan relokasi utilitas, pekerjaan canal decking, pembongkaran JPO lama, pembongkaran halte lama harmoni, dan pekerjaan tes pit TJ pile Harmoni.

Pascapenandatanganan paket kontrak (contract package) CP 203 (Stasiun Glodok dan Kota) pada 20 April 2021, pekerjaannya pun sudah mulai dilakukan dan berjalan sesuai jadwal. Per 25 April 2023, perkembangannya sudah mencapai 32,43 persen dengan pekerjaan di Stasiun Glodok meliputi melanjutkan pekerjaan galian middle slab/concourse slab, konstruksi top slab/roof slab, dan ground improvement persiapan peluncuran mesin bor terowongan (tunnel boring machine). Di Stasiun Kota, meliputi pekerjaan pembangunan D-Wall sisi timur dan investigasi struktur TPO Kota saat ini.

Image
CP201
Pekerja konstruksi berdiri di depan terowongan di Stasiun Bundaran HI. Foto oleh PT MRT Jakarta (Perseroda)/Irwan Citrajaya. 10-4-2023.

Sedangkan pengadaan CP 205 railway systems and trackwork (sistem perkeretaapian dan rel) telah dilakukan dilaksanakan dengan international competitive bidding. Call for tender telah dilakukan pada 25 Agustus 2022. CP 206 rolling stock (ratangga) telah dilakukan market sounding dan penyesuaian jumlah rangkaian kereta dari 14 rangkaian menjadi delapan rangkaian. Rencananya, call for tender akan dilakukan pada Q1 tahun ini. Sedangkan CP 207 automatic fare collection (sistem pembayaran), call for tender akan dilakukan pada Juni 2023.

Fase 2A MRT Jakarta akan menghubungkan Stasiun Bundaran HI hingga Kota sepanjang sekitar 5,8 kilometer dan terdiri dari tujuh stasiun bawah tanah, yaitu Thamrin, Monas, Harmoni, Sawah Besar, Mangga Besar, Glodok, dan Kota. Fase 2A tersebut dibagi menjadi dua segmen, yaitu segmen satu Bundaran HI—Harmoni yang ditargetkan selesai pada 2027, dan segmen dua Harmoni—Kota yang ditargetkan selesai pada 2029. Fase 2B MRT Jakarta yang rencananya melanjutkan dari Kota sampai dengan Depo Ancol Barat masih dalam tahap studi kelayakan (feasibility study). Fase 2A MRT Jakarta dibangun dengan biaya sekitar Rp25,3 triliun melalui dana pinjaman kerja sama antara Pemerintah Indonesia dan Jepang.

Berbeda dengan fase 1, fase 2A dibangun sekaligus dengan mengembangkan kawasan stasiun dengan konsep kawasan berorientasi transit (transit oriented development). Pembangunan dengan konsep ini tidak hanya menyiapkan infrastruktur stasiun MRT Jakarta saja, namun juga kawasan sebagai paduan antara fungsi transit dan manusia, kegiatan, bangunan, dan ruang publik yang akan mengoptimalkan akses terhadap transportasi publik sehingga dapat menunjang daya angkut penumpang.