Skip to main content

Per 25 November, Pembangunan Fase 2A CP 201 Capai 65,35 Persen

Image
JPO Thamrin 10
Tim konstruksi sedang mengangkat badan JPO Thamrin10 sebagai bagian dari pembangunan stasiun Thamrin. Foto oleh PT MRT Jakarta (Perseroda)/Faisal.

Pekerjaan pembangunan CP 201 (Stasiun Thamrin dan Monas) fase 2A MRT Jakarta berjalan sesuai jadwal. Per 25 November 2023, perkembangan pembangunan telah mencapai 65,35 persen. Saat ini, pembangunan Stasiun Monas telah masuk ke tahap pekerjaan pengecoran platform slab suar penyejuk (cooling tower), pengecoran box segment pertama untuk entrance Jalan Museum, pembobokan opening entrance dua, pengetesan parsial sistem mekanikal elektrikal di gardu induk (receiving sub-station/RSS), pemasangan sistem HVAC seperti jalur kabel, pipa suplai air, drainase, dan sistem pemadam kebakaran, penyelesaian pekerjaan arsitektural gardu induk, instalasi dinding serta penyelesaian pengecatan stasiun, pemasangan rangka dinding ganda (double wall), dan pemasangan rangka gantung untuk pintu tepi peron (platform screen door).

Sedangkan di Stasiun Thamrin, pekerjaan yang sedang dilakukan meliputi pekerjaan penggalian dan pengecoran lantai beranda peron (concourse slab) dan lantai dasar (base slab); pengecoran kolom sisi utara stasiun; pekerjaan jet grouting entrance empat; pekerjaan boredpile untuk stabling yard; pembongkaran jembatan penyeberangan orang (JPO) di depan Thamrin 10, dan pemasangan sistem pembumian (grounding) di bawah lantai dasar.

Per 25 November 2023 pula, mesin bor terowongan 1 (TBM-1) telah menyelesaikan pembangunan terowongan southbond dan sedang dilakukan pembongkaran TBM-1. Selanjutnya, sedang dilakukan pemasangan tunnel walkway dari Bundaran HI ke Monas. Tim konstruksi juga sedang mengecor track bed untuk rel sekaligus pemasangan pipa pemadam kebakaran sepanjang terowongan.

Sedangkan untuk CP 202 (Stasiun Harmoni—Sawah Besar—Mangga Besar) setelah resmi dimulai pada 25 Juni 2022, per 25 November 2023 telah mencapai 22,66 persen dengan cakupan pekerjaan meliputi pekerjaan D-Wall Stasiun Harmoni, Sawah Besar, dan Mangga Besar, fabrikasi pembesian D-Wall, dan pembangunan guide wall.

Pascapenandatanganan paket kontrak (contract package) CP 203 (Stasiun Glodok dan Kota) pada 20 April 2021, pekerjaannya pun sudah terus berlanjut dan berjalan sesuai jadwal. Per 25 November 2023, perkembangannya sudah mencapai 41,47 persen dengan pekerjaan di Stasiun Glodok meliputi pekerjaan struktur kolom level base slab dan concourse; persiapan TBM launching area; dan pemotongan king post. Sedangkan di Stasiun Kota, tim sedang mengerjakan penggalian tanah untuk upper concourse slab dan pembangunan struktur roof slab dan upper concourse slab. Selain itu, pengiriman material dan peralatan TBM CP203 sedang dilaksanakan dari area penyimpanannya di Taman Monas.

Image
TBM 203
Pekerja konstruksi menyiapkan area pengeboran di CP203. Foto oleh PT MRT Jakarta (Perseroda)/Irwan Citrajaya.

Sedangkan pengadaan CP 205 railway systems and trackwork (sistem perkeretaapian dan rel) yang meliputi Bundaran HI—Kota dilakukan dengan sistem international competitive bidding. Saat ini sedang dilaksanakan tender ulang melalui skema limited bidding dengan target submission pada 30 November 2023. CP 206 rolling stock (ratangga) telah diperoleh conditional JICA concurrence untuk pelaksanaan tender. Target call for tender pada Q4 2023. Sedangkan CP 207 automatic fare collection system (sistem pembayaran), sedang dalam tahap penyusunan dokumen tender dan penyelesaian aspek kontraktual maupun teknis. Call for tender telah dilaksanakan pada November 2023.

Fase 2A MRT Jakarta akan menghubungkan Stasiun Bundaran HI hingga Kota sepanjang sekitar 5,8 kilometer dan terdiri dari tujuh stasiun bawah tanah, yaitu Thamrin, Monas, Harmoni, Sawah Besar, Mangga Besar, Glodok, dan Kota. Fase 2A tersebut dibagi menjadi dua segmen, yaitu segmen satu Bundaran HI—Harmoni yang ditargetkan selesai pada 2027, dan segmen dua Harmoni—Kota yang ditargetkan selesai pada 2029. Fase 2B MRT Jakarta yang rencananya melanjutkan dari Kota sampai dengan Depo Ancol Barat masih dalam tahap studi kelayakan (feasibility study). Fase 2A MRT Jakarta dibangun dengan biaya sekitar Rp25,3 triliun melalui dana pinjaman kerja sama antara Pemerintah Indonesia dan Jepang. 

Berbeda dengan fase 1, fase 2A dibangun sekaligus dengan mengembangkan kawasan stasiun dengan konsep kawasan berorientasi transit (transit oriented development). Pembangunan dengan konsep ini tidak hanya menyiapkan infrastruktur stasiun MRT Jakarta saja, namun juga kawasan sebagai paduan antara fungsi transit dan manusia, kegiatan, bangunan, dan ruang publik yang akan mengoptimalkan akses terhadap transportasi publik sehingga dapat menunjang daya angkut penumpang.