Skip to main content

Uji Coba Akses Sepeda Nonlipat di Stasiun MRT Jakarta

Dirut akses sepeda nonlipat
Direktur Utama William Sabandar saat mencoba akses sepeda nonlipat di Stasiun Lebak Bulus Grab. Foto oleh PT MRT Jakarta (Perseroda)/Irwan Citrajaya.

Sebagai bagian dari inovasi dan dukungan terhadap kampanye #JakartaRamahBersepeda, PT MRT Jakarta (Perseroda) berencana untuk menambah akses terhadap sepeda nonlipat untuk masuk ke area stasiun dan naik ratangga. Pada Jumat (19-3-2021) lalu, Direktur Utama PT MRT Jakarta (Perseroda) William Sabandar, meninjau langsung kesiapan pelaksanaan inisiatif ini. William Sabandar berkesempatan menjajal akses dan fitur sepeda nonlipat di Stasiun Lebak Bulus, masuk ke ratangga, dan mengakhiri perjalan di Stasiun Bundaran HI.

“MRT Jakarta akan mulai memberlakukan pemberian akses kepada sepeda nonlipat untuk masuk ke stasiun MRT dan naik Ratangga. Inisiatif ini mendukung kebijakan Jakarta Ramah Bersepeda dan akan dimulai secara bertahap dengan pembukaan akses melalui 3 stasiun, yaitu Lebak Bulus Grab, Blok M BCA, dan Bundaran HI,” ujar ia. “Akan disiapkan satu kereta (car) khusus bagi sepeda nonlipat, dan dialokasikan untuk 4 sepeda dalam setiap keberangkatan Ratangga,” lanjut ia. Rencananya, tambah William, minggu depan akan dicanangkan. Ia mengacu kepada peringatan dua tahun beroperasinya MRT Jakarta yang diperingati setiap 24 Maret.

Dirut parkir sepeda nonlipat
Sejumlah fitur seperti area parkir sementara juga disiapkan saat pesepeda membeli tiket. Foto oleh PT MRT Jakarta (Perseroda)/Irwan Citrajaya.

Saat menjajal akses tersebut, William melihat masih ada sejumlah perbaikan yang perlu dilakukan sebelum kegiatan pencanangan dilaksanakan. “Selain itu, rambu-rambu atau signage juga perlu dilengkapi agar pengaturan dan lalu lintas sepeda tersebur ramah terhatap penumpang lain. Namun, secara keseluruhan, fasilitasnya sudah siap,” imbuh ia. Ia berharap dukungan dan kerja sama masyarakat agar integrasi antara MRT Jakarta dan sepeda nonlipat ini dapat mendorong lebih banyak lagi warga masyarakat yang menggunakan MRT Jakarta dan transportasi publik lainnya. Sebelumnya, dalam pertemuan rutin dengan jurnalis, William Sabandar menyebutkan bahwa rencananya sepeda nonlipat bisa mengakses ratangga di luar jam sibuk, yaitu pukul 7 sampai dengan 9 pagi dan pukul 5 sore sampai dengan 7 malam.

Sejauh ini, akses sepeda nonlipat di tiga stasiun tersebut meliputi papan penanda akses masuk ke tangga khusus, stiker atau rambu menuju pintu penumpang (passenger gate), fitur parkir sepeda sementara di dekat mesin penjual tiket (ticket vending machine), dan area pemeriksaan sebelum pengetapan tiket. Selama ini MRT Jakarta hanya membolehkan pengguna sepeda lipat untuk masuk ke area stasiun dan naik ratangga. Dengan penyediaan akses terhadap pesepeda nonlipat ini, diharapkan akan menambah pilihan mobilitas bagi masyarakat dan mendorong mobilitas dengan kendaraan ramah lingkungan seperti sepeda.

Penulis: Nasrullah.