Skip to main content

Pada 2021, MRT Jakarta Targetkan 65 Ribu Pengguna Jasa Per Hari

Penumpang MRT Jakarta
Pengguna jasa MRT Jakarta wajib menggunakan masker dan dilaran berbicara selama di dalam kereta. Foto oleh PT MRT Jakarta (Perseroda)/Irwan Citrajaya.

PT MRT Jakarta (Perseroda) menargetkan 65 ribu orang pengguna jasa per hari pada 2021 ini setelah pada 2020 lalu rata-rata pengguna jasa berada di angka sekitar 27 ribu orang per hari. MRT Jakarta telah dan akan meneruskan upaya peningkatan keterangkutan ini melalui sejumlah upaya seperti program kerja sama dengan sejumlah mitra angkutan bus pengumpan, taksi,dan ojek daring, serta program kemitraan seperti kulineran, potongan harga dengan lokapasar (e-commerce), pelibatan masyarakat melalui media sosial, hingga potongan harga layanan rumah sakit.

Meskipun menargetkan kenaikan angka keterangkutan, PT MRT Jakarta (Perseroda) tetap menerapkan protokol kesehatan COVID-19 secara ketat di lingkungan MRT Jakarta, mulai dari stasiun hingga kereta. Protokol BANGKIT yang diterapkan sejak awal masa pandemi, mewajibkan setiap orang menggunakan masker selama berada di area stasiun dan kereta, senantian menjaga kebersihan dengan menggunakan penyanitasi tangan (hand sanitizer), menjaga jarak, hingga tidak berbicara baik satu maupun dua arah di dalam kereta dan area peron stasiun.

Pada Desember 2020 lalu, rata-rata pengguna jasa harian mencapai 15.984 orang dengan perjalanan favorit dari Lebak Bulus Grab menuju Bundaran HI dengan ketepatan waktu kedatangan, waktu berhenti, dan waktu tempuh kereta mencapai 100 persen. Total perjalan sekitar 6.573 perjalan kereta berhasil dilaksanakan tanpa pembatan atau penundaan.

Suasana peron BHI
Suasana peron Stasiun Bundaran HI. Foto oleh PT MRT Jakarta (Perseroda)/Irwan Citrajaya.

Terkait target 65 ribu orang per hari, Direktur Utama PT MRT Jakarta (Perseroda) William Sabandar menyampaikan rasa optimismenya. “Kita tempatkan dalam konteks optimisme dan kita lihat situasinya saat ini kalau kami optimis situasi lebih terkontrol dan vaksin sudah ada. Mudah-mudahan pelaksaaan efektif sehingga kondisi transportasi publik naik lagi,” harap ia. “Tantangannya memang bagaimana memindahkan orang lagi agar naik MRT Jakarta dengan jaminan bahwa naik MRT Jakarta pasti aman karena penerapan protokol kesehatan yang ketat seperti wajib memakai masker, pemeriksaan suhu, tidak boleh berbicara di dalam kereta. Saat ini, kami mempromosikan transportasi publik untuk mendorong masyarakat mau kembali naik transport publik,” pungkas ia.

Penulis: Nasrullah.