Skip to main content

Per 25 Mei, Pembangunan Fase 2A CP 201 Capai 77,36 Persen

Image
CP201
Penyelesaian ruang loket di Stasiun Monas. Foto oleh PT MRT Jakarta (Perseroda). 

Pekerjaan pembangunan CP 201 (Stasiun Thamrin dan Monas) fase 2A MRT Jakarta berjalan sesuai jadwal. Per 25 Mei 2024, perkembangan pembangunan telah mencapai 77,36 persen. Saat ini, pembangunan Stasiun Thamrin telah masuk ke tahap pekerjaan pengecoran peron, instalasi over track exhaust (OTE) Duct, penggalian entrance 4 dan suar penyejuk dan suar ventilasi di Thamrin 10, penggalian area parkir kereta (stabling yard), pembongkaran traffic decking, instalasi dinding autoclaved aerated concrete (AAC), dan plester dinding beranda peron (concourse), instalasi concrete block di beranda peron, waterproofing dan screed drainase di beranda peron serta pipa drainase di bawah peron, dan instalasi sistem HVAC dan pemadam kebakaran di lantai beranda peron.   

Sedangkan di Stasiun Monas, pekerjaan yang sedang dilakukan meliputi pekerjaan pendorongan box jacking segmen ketiga dari total lima segmen di entrance 1 Jalan Museum, penggalian dan pemasangan strut and waller entrance 1 arrival shaft, struktur dinding suar ventilasi (ventilation tower), penggalian dan lantai kerja entrance 2 tahap 2 Jalan Silang Barat Daya, instalasi metal ceiling, dinding ACP, serta penyelesaian lantai dan station front office, instalasi metal roof dan penyelesaian ruang generator, instalasi sistem HVAC, suplai air dan drainase, serta pemadam kebakaran dan elektrikal, serta pengetesan eskalator dari beranda peron ke peron.

Image
rebar
Dua pekerja sedang merangkai besi rebar sebagai bagian dari pekerjaan pembangunan D-Wall. Foto oleh PT MRT Jakarta (Perseroda).

Sedangkan untuk CP 202 (Stasiun Harmoni—Sawah Besar—Mangga Besar) setelah resmi dimulai pada 25 Juni 2022, per 25 April 2024 telah mencapai 30,58 persen dengan cakupan pekerjaan meliputi pekerjaan D-Wall, king post, dan lantai kerja sementara (RC Deck).

Pascapenandatanganan paket kontrak (contract package) CP 203 (Stasiun Glodok dan Kota) pada 20 April 2021, pekerjaannya pun sudah dan terus berlanjut berjalan sesuai jadwal. Per 25 Mei 2024, perkembangannya sudah mencapai 56,44 persen dengan pekerjaan di Stasiun Glodok meliputi pekerjaan pengeboran di sisi utara stasiun, pengiriman segmen terowongan, struktur tangga, water tank, dan roof slab waterproofing. Sedangkan di Stasiun Kota, pekerjaan lantai dasar (base slab) dan strukturnya masih terus dilakukan. Tim juga sedang menyiapkan kedatangan mesin bor terowongan di sisi selatan stasiun. Selain itu, produksi segmen terowongan terus dilakukan.

Image
TBM Glodok
Pekerja konstruksi melintas di area pembangunan terowongan Stasiun Glodok. Foto oleh PT MRT Jakarta (Perseroda). 

Sedangkan CP 205 telah dimulai dengan ditandatanganinya kontrak kerja antara PT MRT Jakarta (Perseroda) dan Sojitz Corporation pada 17 April 2024 lalu dengan periode kontrak 75 bulan hingga akhir 2029. CP 206 rolling stock (ratangga) telah diperoleh conditional JICA concurrence untuk pelaksanaan tender. Target call for tender pada Q4 2023. Sedangkan CP 207 automatic fare collection system (sistem pembayaran), sedang dalam tahap penyusunan dokumen tender dan penyelesaian aspek kontraktual maupun teknis. Call for tender telah dilaksanakan pada November 2023.

Fase 2A MRT Jakarta akan menghubungkan Stasiun Bundaran HI hingga Kota sepanjang sekitar 5,8 kilometer dan terdiri dari tujuh stasiun bawah tanah, yaitu Thamrin, Monas, Harmoni, Sawah Besar, Mangga Besar, Glodok, dan Kota. Fase 2A tersebut dibagi menjadi dua segmen, yaitu segmen satu Bundaran HI—Harmoni yang ditargetkan selesai pada 2027, dan segmen dua Harmoni—Kota yang ditargetkan selesai pada 2029. Fase 2B MRT Jakarta yang rencananya melanjutkan dari Kota sampai dengan Depo Ancol Barat masih dalam tahap studi kelayakan (feasibility study). Fase 2A MRT Jakarta dibangun dengan biaya sekitar Rp25,3 triliun melalui dana pinjaman kerja sama antara Pemerintah Indonesia dan Jepang. 

Berbeda dengan fase 1, fase 2A dibangun sekaligus dengan mengembangkan kawasan stasiun dengan konsep kawasan berorientasi transit (transit oriented development). Pembangunan dengan konsep ini tidak hanya menyiapkan infrastruktur stasiun MRT Jakarta saja, namun juga kawasan sebagai paduan antara fungsi transit dan manusia, kegiatan, bangunan, dan ruang publik yang akan mengoptimalkan akses terhadap transportasi publik sehingga dapat menunjang daya angkut penumpang.