Skip to main content

Tiga Kebijakan Utama Perlindungan Karyawan MRT Jakarta Selama Pandemi  

Lap jendela kereta
Petugas kebersihan dengan membersihkan jendela bagian dalam ratangga. Foto oleh PT MRT Jakarta (Perseroda)/Irwan Citrajaya. 

“Ada tiga kebijakan utama yang dilakukan oleh PT MRT Jakarta (Perseroda) terkait langkah perlindungan karyawan dari COVID-19, yaitu memproteksi seluruh lingkungan kantor dan operasi, melakukan respons cepat apabila ada karyawan yang terdeteksi terkena COVID-19, dan perlindungan jangka panjang. Yang termasuk dalam proteksi lingkungan kantor dan operasi ialah melakukan deteksi awal dan screening dengan pengisian form health monitoring sebagai analisis risiko harian yang juga diterapkan bagi karyawan mitra kerja/vendor, wajib melakukan Genose sebelum sign-on juga bagi karyawan mitra kerja/vendor, dan penyediaan suplemen vitamin C dosis tinggi serta D3 bagi karyawan Direktorat Operasi dan Pemeliharaan serta Direktorat Konstruksi,”

Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Utama PT MRT Jakarta (Perseroda) William Sabandar dalam kegiatan rutin setiap bulan Forum Jurnalis bersama jurnalis cetak dan daring. Tidak kurang dari 40 jurnalis hadir secara virtual pada Rabu (30-6-2021) lalu. “Selanjutnya bagi karyawan kunci di bagian railway operation seperti awak sarana perkeretaapian (ASP/masinis) dan Pusat Kendali Operasi (OCC), kita menyediakan penginapan sementara agar memastikan jumlahnya selalu cukup dan terhindar dari keterpaparan,” lanjut William. “Kita juga lakukan perubahan pola shift kerja dengan menggunakan pola 10 hari seperti pekerja lepas pantai (offshore) dan sebelum dan setelah kerja, wajib dilakukan tes swab,” jelas ia.

Sedangkan dalam respons cepat apabila ada karyawan yang terdeteksi COVID-19, William menyebutkan PT MRT Jakarta (Perseroda) menyiapkan layanan kesehatan tanggap darurat melalui monitoring PCR, telemedicine dan monitoring virtual, layanan isolasi mandiri, dan homecare, serta apabila diperlukan, evakuasi medis. “Kita lakukan dengan perluasan kerja sama dengan sejumlah rumah sakit dan layanan kesehatan. Kami juga membentuk sekretariat pengelolaan krisis dengan menyediakan tenaga mitra kerja kesehatan masyarakat yang akan melakukan pelacakan (tracing), investigasi insiden keterpaparan, dan monitoring hasil screening kesehatan karyawan serta menyiapkan data sebagai landasan pengambilan keputusan,” tegas William. Semua hal ini, ujar ia, dilakukan agar memastikan perlindungan terbaik bagi karyawan dan operasional MRT Jakarta.

ForJur Juni 2021
Direktur Utama William Sabandar saat memberikan paparan dalam acara Forum Jurnalis. 

Lebih jauh lagi, dalam jangka panjang, PT MRT Jakarta (Perseroda) melakukan penguatan komunikasi internal untuk mengomunikasikan kebijakan serta pemutakhirkan status harian karyawan. “Setiap kepala divisi dan departemen akan menjangkau anggotanya, memantau kondisi kesehatan hariannya, termasuk keluarga dan orang yang tinggal satu atap. Bahkan, sekarang sudah tidak diperbolehkan makan bersama saat istirahat baik di kantor maupun stasiun. Pertemuan rapat juga dilakukan secara virtual. Penggunaan masker pun kami perketat dengan mewajibkan penggunaan masker rangkap (double) yaitu masker medis dan kain, kecuali jenis KN95 atau N95,” jelas William.

Saat ini, sudah 2.487 orang di lingkungan MRT Jakarta telah divaksinasi. Jumlah tersebut terdiri dari karyawan PT MRT Jakarta sebanyak 698 dari 708 orang (10 orang belum divaksin karena sedang hamil atau sakit) dan 1.789 mitra kerja (vendor) dari 1.842 orang (53 orang belum divaksin karena sakit atau telah mengundurkan diri).  Dalam waktu dekat, yaitu pada 5 Juli 2021, PT MRT Jakarta (Perseroda) akan memulai program vaksinasi bagi keluarga karyawan atau orang yang tinggal satu atap dengan karyawan. Seluruh upaya tersebut dilakukan agar memastikan setiap orang dalam cakupan MRT Jakarta selalu dalam kondisi sehat dan aman untuk bekerja melayani masyarakat.

Penulis: Nasrullah.