Skip to main content

Perkembangan Pembangunan Fase 2A Capai 8,77 persen

Pekerja sedang membangun halte transjakarta Thamrin
Pekerja CP 201 sedang mengerjakan pembangunan halte bus transjakarta yang akan digunakan lima tahun ke depan selama pembangunan Stasiun Thamrin. Foto oleh PT MRT Jakarta (Perseroda)/Irwan Citrajaya.

“Paket pertama dalam fase 2A yang sudah berkontrak dan memulai pekerjaan fisiknya, yaitu CP 201 yang membangun Stasiun Thamrin dan Monas, sudah mencatat perkembangan hingga 8,77 persen. Kegiatan di lapangan sudah bermacam-macam seperti pelebaran jalan untuk rekayasa lalu lintas untuk tahap berikutnya, pemindahan dan penanaman pohon, pembangunan halte bus Transjakarta sementara di sisi kiri dan kanan jalan MH Thamrin, serta pembangunan pos polisi baru di sisi barat daya Monas. Kita masih optimistis bahwa target penyelesaian untuk CP 201 pada Maret 2025 dapat tercapai,”

Perkembangan pembangunan fase 2A tersebut disampaikan oleh Direktur Konstruksi PT MRT Jakarta (Perseroda) Silvia Halim dalam sesi diskusi dengan sejumlah jurnalis pada Jumat (30-10-2020) lalu. Ia juga menyampaikan sejumlah perkembangan terbaru lainnya untuk paket kontrak CP 202 dan CP 205 yang mengalami sejumlah kendala gagal tender.

Pembangunan halte bus transjakarta di sisi kiri dan kanan Jalan MH Thamrin agar masyarakat tetap dapat menggunakan layanan busway di area pembangunan Stasiun Thamrin. Foto
Pembangunan halte bus transjakarta di sisi kiri dan kanan Jalan MH Thamrin agar masyarakat tetap dapat menggunakan layanan busway di area pembangunan Stasiun Thamrin. Foto oleh PT MRT Jakarta (Perseroda)/Irwan Citrajaya. 

“CP 202 yang membangun Stasiun Harmoni, Sawah Besar, dan Mangga Besar mengalami gagal tender sebanyak dua kali sehingga solusi atau mitigasi yang kita ambil ialah direct contracting atau penunjukan langsung agar tidak lagi mengganggu jadwal pekerjaan,” imbuh ia. “Persetujuan sudah kita dapatkan dari Japan International Cooperation Agency (JICA) yang memang mengatur metode pengadaan fase 2. Tahap persiapan dokumen tendernya sedang kita finalisasikan agar bisa digunakan penunjukan langsung. Bulan depan sudah bisa dilakukan,” ujar ia.

Silvia juga menyampaikan bahwa paket kontrak CP 205 yang mengerjakan sistem perkeretaapian dan rel (track) juga mengalami hambatan. “Sampai dengan 26 Oktober lalu belum ada dokumen penawaran masuk dari kontraktor Jepang. Hal tersebut menjadi pembahasan antara pihak JICA dan Pemerintah Jepang yang sedang mendorong kontraktor mereka agar segera memasukkan dokumen penawaran,” tegas Silvia. Hal tersebut diperlukan, tambah ia, agar tidak mengganggu jadwal proyek lebih jauh lagi yang menyebabkan kemunduran dari target penyelesaian pekerjaan.

Saat pertama merancang proyek pembangunan MRT Jakarta fase 2A, target penyelesaian ditetapkan pada akhir 2024. Situasi pandemi dan kegagalan tender menyebabkan perubahan jadwal tersebut. Saat ini, fase 2A tahap pertama, yaitu dari Bundaran HI sampai dengan Harmoni ditargetkan selesai pada Maret 2025 sedangkan dari Harmoni hingga Kota ditargetkan selesai pada Agustus 2027.

Penulis: Nasrullah