Skip to main content

MRT Jakarta Menuju 25 Persen Energi Terbarukan pada 2025

Image
charging station
Stasiun pengisi daya berbasis panel surya di Stasiun Dukuh Atas BNI. Foto oleh PT MRT Jakarta (Perseroda)/Irwan Citrajaya. 

PT MRT Jakarta (Perseroda) telah menyusun sembilan tahapan transisi menuju 25 persen energi terbaru periode 2021—2025. Hal ini merupakan bagian dari mendukung komitmen Indonesia mewujudkan net zero emission maksimal pada 2060. Langkah nyata yg dilakukan perseroan untuk mengurangi emisi dilakukan dengan mengoptimalkan efisiensi energi, khusus untuk fasilitas dan kegiatan pendukung. Selain melakukan otomatisasi dan digitaliasi menggunakan teknologi yang lebih emat energi, perseroan juga berinisiatif untuk memanfaatkan energi baru dan terbarukan (EBT).

Pada 2022 lalu, kinerja pengelolaan lingkungan menunjukkan sinyal positif. 10 persen (5.000 MWh) penggunaan listrik MRT Jakarta berasal dari sumber energi terbarukan. Hal ini ditandai dengan sertifikat Energi Baru Terbarukan (renewable energy certificate) yang diterbitkan oleh lembaga APX Inc. Sertifikat ini juga menjadikan PT MRT Jakarta (Perseroda) sebagai badan usaha milik daerah pertama yang bisa menunjukkan bukti bahwa listrik yang digunakan berasal dari dari pembangkit listrik energi baru terbarukan, yaitu Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Kamojang.

Pengelolaan limbah dari waste management di Stasiun Blok M BCA bekerja sama dengan Rekosistem telah mendaur ulang 99,7 persen dari 31,5 ton sampah anorganik yang disetor masyarakat. PT MRT Jakarta (Perseroda) juga menanam lima ribu lebih pohon sebagai kompensasi pembangunan jaringan MRT Jakarta. Angka ini naik dari 860-an pohon pada 2021.

Pada 2021, meluncurkan inisiatif program birukan atap, birukan langit. Inisitif ini ditandai dengan dimulainya kajian pembangunan pembangkit energi terbarukan.

Pada 2022, dilakukan kajian pembangunan listrik surya atap di stasiun dan infrastruktur di sekitar stasiun yang masuk area pengembangan kawasan transit. United States Trade and Development Agendy (USTDA) memberikan hibah terkait studi energi terbarukan, konservasi energi, dan pengurangan emisi dengan target pada 2023 menghasilkan rekomendasi nyata yang dapat dilakukan. Harapannya, paa 2025, 25 persen dari sistem MRT Jakarta terkoneksi dengan energi terbarukan.