Skip to main content

Per 25 Oktober, Pembangunan Fase 2A CP 201 Capai 22,84 Persen

Dudukan TBM
Sejumlah fasilitas pendukung tengah disiapkan bagi mesin bor terowongan. Foto oleh PT MRT Jakarta (Perseroda)/Irwan Citrajaya. 

Pekerjaan pembangunan CP 201 fase 2A MRT Jakarta berjalan sesuai rencana. Per 25 Oktober 2021, perkembangan pembangunan telah mencapai 22,84 persen. Saat ini, pembangunan Stasiun Monas telah masuk ke tahap pekerjaan pengecoran dan penggalian station box sebagai salah satu bagian dari konstruksi stasiun, penggalian gardu listrik induk (receiving substation), dan pemasangan besi base slab di shaft sisi selatan stasiun.

Sedangkan di Stasiun Thamrin, pekerjaan yang sedang dilakukan meliputi pekerjaan pembangunan D-Wall di area shaft mesin bor terowongan dan station box, pekerjaan guide wall di area selatan stasiun, dan pemasangan fasilitas pendukung operasional mesin bor terowongan di area utara stasiun Bundaran HI seperti dudukan mesin bor dan menyiapkan rangka pengeboran (cradle frame) di dinding area terowongan.  

Pascapenandatanganan paket kontrak (contract package) CP 203 pada 20 April 2021 lalu, pekerjaannya sudah mulai dilakukan. Per 25 Oktober, perkembangannya sudah mencapai 5,006 persen dengan pekerjaan meliputi pelebaran jalan, serah terima pembangunan kembali pos polisi sementara, hingga penanaman pohon kompensasi proyek. Manajemen rekayasa lalu lintas di Jalan Gajah Mada, Hayam Wuruk, dan Pintu Besar Selatan juga sedang dilakukan. CP 203 akan membangun dua stasiun bawah tanah, yaitu Stasiun Glodok sepanjang 240 meter dan Stasiun Kota sepanjang 411,2 meter serta terowongan bawah tanah mulai dari Mangga Besar sampai Kota Tua sepanjang 1,4 kilometer. Total nilai kontrak sekitar Rp4,6 triliun dengan masa konstruksi selama 72 bulan (September 2021— Agustus 2027).

CP 203
Area jalan Gajah Mada yang sedang dilebarkan. Foto oleh PT MRT Jakarta (Perseroda)/Irwan Citrajaya. 

Fase 2A MRT Jakarta akan menghubungkan Stasiun Bundaran HI hingga Kota sepanjang sekitar 5,8 kilometer dan terdiri dari tujuh stasiun bawah tanah, yaitu Thamrin, Monas, Harmoni, Sawah Besar, Mangga Besar, Glodok, dan Kota. Fase 2A tersebut dibagi menjadi dua segmen, yaitu segmen satu Bundaran HI—Harmoni yang ditargetkan selesai pada Maret 2025, dan segmen dua Harmoni—Kota yang ditargetkan selesai pada Agustus 2027. Fase 2B MRT Jakarta yang rencananya melanjutkan dari Kota sampai dengan Depo Ancol Barat masih dalam tahap studi kelayakan (feasibility study). Fase 2 MRT Jakarta akan dibangun dengan biaya sekitar Rp22,5 triliun melalui dana pinjaman kerja sama antara Pemerintah Indonesia dan Jepang. 

Berbeda dengan fase 1, fase 2 dibangun sekaligus dengan membangun kawasan stasiun dengan konsep kawasan berorientasi transit (transit oriented development). Pembangunan dengan konsep ini tidak hanya menyiapkan infrastruktur stasiun MRT Jakarta saja, namun juga kawasan sebagai paduan antara fungsi transit dan manusia, kegiatan, bangunan, dan ruang publik yang akan mengoptimalkan akses terhadap transportasi publik sehingga dapat menunjang daya angkut penumpang. 

Penulis: Nasrullah.