Skip to main content

Per 25 Juli, Pembangunan Fase 2A CP 201 Capai 41,84 Persen

Image
TBM 2
Salah satu pekerja berjalan di area pembangunan terowongan dari Stasiun Monas ke Stasiun Thamrin. Foto oleh PT MRT Jakarta (Perseroda)/Irwan Citrajaya. 

Pekerjaan pembangunan CP 201 (Stasiun Thamrin dan Monas) fase 2A MRT Jakarta berjalan sesuai jadwal. Per 25 Juli 2022, perkembangan pembangunan telah mencapai 41,84 persen. Saat ini, pembangunan Stasiun Monas telah masuk ke tahap pekerjaan penggalian dan pengecoran base slab stasiun, pengecoran kolom dan struktur dinding gardu induk (receiving substation/RSS), dan pekerjaan hacking partition wall antara stasiun dan shaft. TBM-2 yang telah selesai dirakit dan memulai pengeboran pun telah berhasil membangun sekitar 379 meter (250 ring) terowongan menuju Stasiun Thamrin.  Hingga akhir 2022 ini, PT MRT Jakarta (Perseroda) menargetkan penyesaian penggalian station box, roof slab, concourse slab, dan base slabstasiun, serta memulai pengeboran koridor Monas—Thamrin.

Sedangkan di Stasiun Thamrin, pekerjaan yang sedang dilakukan meliputi pekerjaan pemasangan king post di sisi selatan stasiun, pemasangan traffic decking sisi selatan stasiun, persiapan pekerjaan dinding penahan tanah (D-Wall) sisi utara stasiun, penyelesaian pekerjaan perbaikan kualitas tanah (jet grout) sisi utara stasiun, persiapan penerimaan atau breakthrough TBM 1 pada sisi utara dan selatan Stasiun Thamrin. Sejak diluncurkan pada 24 Februari lalu oleh Presiden RI, TBM-1 telah berhasil membangun terowongan sepanjang 463 meter (306 ring). Hingga akhir 2022 ini, PT MRT Jakarta (Perseroda) menargetkan penyelesaian pekerjaan D-Wall dan kingpost station box, penggalian station box, pemasangan traffic deckingsisi timur station box, dan pengeboran koridor Bundaran HI—Thamrin.

 Pascapenandatanganan paket kontrak (contract package) CP 203 (Stasiun Glodok dan Kota) pada 20 April 2021, pekerjaannya pun sudah mulai dilakukan dan berjalan sesuai jadwal. Per 25 Juli 2022, perkembangannya sudah mencapai 14,15 persen dengan pekerjaan di Stasiun Glodok meliputi pekerjaan persiapan dinding penahan tanah di stasiun (D-Wall). Di Stasiun Kota, meliputi pekerjaan pemasangan tiang penyangga sementara (king post) dan pembersihan lahan area terowongan penyeberangan orang.

Image
TBM 2
Suasana pembangunan terowongan bawah tanah fase 2A. Foto oleh PT MRT Jakarta (Perseroda)/Irwan Citrajaya. 

Sedangkan untuk CP 202 (Stasiun Harmoni—Mangga Besar—Sawah Besar) dan CP 205A, sedang dalam tahap re-bidding dan penyusunan request for proposal serta penyesuaian estimasi harga konstruksinya. Pengadaan CP 206 rolling stock (ratangga), CP 207 automatic face collection (sistem pembayaran), dan CP 205B/CP208 sistem perkeretaapian masih berjalan sesuai jadwal. 

Fase 2A MRT Jakarta akan menghubungkan Stasiun Bundaran HI hingga Kota sepanjang sekitar 5,8 kilometer dan terdiri dari tujuh stasiun bawah tanah, yaitu Thamrin, Monas, Harmoni, Sawah Besar, Mangga Besar, Glodok, dan Kota. Fase 2A tersebut dibagi menjadi dua segmen, yaitu segmen satu Bundaran HI—Harmoni yang ditargetkan selesai pada Maret 2025, dan segmen dua Harmoni—Kota yang ditargetkan selesai pada Agustus 2027. Fase 2B MRT Jakarta yang rencananya melanjutkan dari Kota sampai dengan Depo Ancol Barat masih dalam tahap studi kelayakan (feasibility study). Fase 2A MRT Jakarta dibangun dengan biaya sekitar Rp22,5 triliun melalui dana pinjaman kerja sama antara Pemerintah Indonesia dan Jepang. 

Berbeda dengan fase 1, fase 2 dibangun sekaligus dengan membangun kawasan stasiun dengan konsep kawasan berorientasi transit (transit oriented development). Pembangunan dengan konsep ini tidak hanya menyiapkan infrastruktur stasiun MRT Jakarta saja, namun juga kawasan sebagai paduan antara fungsi transit dan manusia, kegiatan, bangunan, dan ruang publik yang akan mengoptimalkan akses terhadap transportasi publik sehingga dapat menunjang daya angkut penumpang.