Skip to main content

Inovasi Konstruksi MRT Jakarta Fase 2

Pindai Kode QR
Penggunaan tiket kode QR semakin digemari seiring meningkatnya budaya transaksi melalui aplikasi di masyarakat. Foto oleh PT MRT Jakarta (Perseroda)/Irwan Citrajaya. 

PT MRT Jakarta (Perseroda) menerapkan sejumlah inovasi dalam pembangunan fase 2. Terdapat empat aspek yang diperkuat berdasarkan pembelajaran dari konstruksi proyek MRT fase 1, yaitu ketangguhan infrastruktur (resilient infrastructure), infrastruktur yang terintegrasi (integrated infrastructure), teknologi perkeretaapian (railway technology), dan transformasi digital (digital transformation).

Terkait aspek ketangguhan infrastruktur, konstruksi proyek MRT fase 2 memiliki sistem perlindungan banjir tiga level, yaitu perbaikan dalam sistem drainase, flood gate, dan ketinggian pintu masuk stasiun (entrance) yang mengacu pada data ulang banjir periode 200 tahun. Ketahanan terhadap gempa juga menggunakan maximum design earthquake (MDE) level 2 dengan periode ulang gempa 1.000 tahun untuk terowongan dan 2.500 tahun untuk stasiun dan seluruh struktur di atas tanah.

Berbeda dengan proyek MRT fase 1 yang membangun jalur lalu mengembangkan kawasannya, pada konstruksi proyek MRT fase 2, PT MRT Jakarta (Perseroda) sekaligus membangun akses integrasi dengan infrastruktur transportasi publik lainnya dan pengembangan kawasan berorientasi transit di sekitar stasiun. Stasiun di fase 2 didesain dengan compact dan memiliki sirkulasi yang lebih baik, akses pintu masuk stasiun MRT terhubung secara langsung dengan halte transjakarta dan bangunan di sekitarnya, serta mengedepankan asas universal agar dapat diakses oleh penumpang prioritas seperti penyandang disabilitas, perempuan hamil, dan usia lanjut.

pengguna jasa ratangga
Penggunaan teknologi berdampakan baik bagi kenyamanan dan keamanan perjalan pengguna jasa MRT Jakarta. Foto oleh PT MRT Jakarta (Perseroda)/Irwan Citrajaya.

Penggunaan teknologi yang ramah lingkungan juga menjadi konsiderasi dalam pembangunan MRT Jakarta fase 2. Badan kereta (car body) yang lebih ringan namun kuat, penggunaan VVVF inverter untuk elevator, dan penambahan lampu LED yang dikombinasikan dengan pengereman regeneratif akan mendukung konsep rendah emisi dan efisiensi energi. Penerapan teknologi terbaru terkait standar keamanan seperti CCTV, pintu tepi peron (platform screen door) dengan obstacle deflector akan semakin meningkatkan keselamatan pengguna jasa. Perawatan real time monitoring dan teknologi reduksi kebisingan menggunakan rail vehicle grinding akan mendorong efisiensi perawatan kereta dan infrastrukturnya.

Transformasi digital yang sedang dilakukan oleh PT MRT Jakarta (Perseroda) juga diterapkan dalam konstruksi fase 2. Salah satunya melalui implementasi Building Information Modelling (BIM) pada tingkat implementasi/ Maturity Level 2 yang bertujuan meningkatkan proses kerja desain dan konstruksi secara automated. Selain itu, penerapan BIM akan memungkinkan aspek keberlanjutan (sustainability) data aset dapat dicapture secara terpusat sejak tahap perencanaan, pembangunan, hingga tahap pengoperasian dan pemeliharaan. Penerapan teknologi BIM ini juga merupakan bentuk adaptasi terhadap pembatasan kegiatan selama pandemi COVID-19 agar tetap memenuhi standar keselamatan kerja dan menjaga produktivitas proyek.