Operation Control Center MRT Jakarta
Dari luar, tak ada yang istimewa dengan pintu ruangan tersebut. Hanya ada satu tulisan “Operation Control Center” berukuran biasa yang kerap terbaca di pintu ruang kerja di tempat lain. Rak sepatu sederhana berisi beberapa pasang sepatu terletak di samping pintu masuk. Namun, alat pemindai jari dan pembaca kartu akses masuk menunjukkan bahwa ruangan di balik pintu ini hanya bisa diakses oleh orang-orang tertentu. Dan, hal tersebut terbukti saat berada di dalam ruangan di balik pintu tersebut. Seluruh perangkat yang tersedia menunjukkan seluruh sistem anatomi MRT Jakarta. Suasana yang tenang, ekspresi fokus setiap manusia di dalamnya, serta beragam peralatan berteknologi tinggi menunjukkan ruangan ini memiliki peran krusial.
Sesuai dengan nama yang tertera di luar, ruangan ini adalah Operation Control Center MRT Jakarta. Selayaknya tubuh manusia, ruangan bersuhu dingin tersebut merupakan “otak” dari seluruh pergerakan yang ada di MRT Jakarta. Tidak satu pun hal yang terjadi di kereta, stasiun, dan depo MRT Jakarta tanpasepengetahuan orang-orang di dalam ruangan ini. Selayaknya otak yang selalu tahu apa yang terjadi pada tubuh manusia.
Sebagai sistem perkeretaapian perkotaan (metro railways) otomatis pertama di Indonesia, operasional MRT Jakarta dikendalikan dari ruang Operation Control Center. Ia merupakan salah satu organisasi di dalam PT MRT Jakarta (Perseroda) yang mengelola dan mengendalikan semua operasi kereta MRT Jakarta. OCC menjalankan fungsi pengawasan (monitoring) dan pengendalian (controlling) terhadap seluruh operasional MRT Jakarta.
Operation Control Center MRT Jakarta menjalankan empat tugas utama, yaitu mengoperasikan ratangga dan mengontrol pengoperasian peralatan fasilitas perkeretaapian di MRT Jakarta; mengawasi stasiun operasional seluruh sistem seperti lalu lintas, layanan penumpang, kereta, depo, fasilitas, dan catu daya (sumber listrik); mengoordinasikan tim pemeliharaan dan stasiun saat kegiatan pemeliharaan dan perawatan (maintenance) dan saat terjadi gangguan, melaporkan kondisi operasi harian ratangga, kondisi sarana dan prasarana, serta fasilitas ratangga setiap hari; dan memastikan aspek keselamatan dalam operasionalisasi ratangga, perawatan dan pemeliharaan di area rel dalam kondisi aman. Khusus untuk aspek keselamatan ini, OCC memimpin dan memandu penanganan dalam kondisi kedaruratan di kereta, stasiun, dan depo.
Struktur Organisasi OCC
Organisasi OCC dipimpin oleh Kepala Divisi Railway Operation yang dibantu oleh Kepala Departemen OCC yang memimpin 38 orang petugas operasional OCC yang terdiri dari lima orang chief dispatcher, 30 orang dispatcher, dan tiga instruktur. Fungsi pendukung dibantu oleh petugas administrasi. Dalam satu jadwal tugas (shift), OCC akan diisi oleh tujuh petugas, yaitu satu orang chief dispatcher, traffic dispatcher, depot dispatcher, rolling stock dispatcher, power dispatcher, facility dispatcher, dan passenger service dispatcher.
Setiap petugas dispatcher memiliki kompetensi yang berbeda dan wajib tersertifikasi oleh Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan RI. Selain itu, mereka wajib mengikuti pelatihan penyegaran (refreshment training) yang terjadwal dan melakukan kegiatan simulasi kedaruratan seperti kebakaran di stasiun, contact wire terputus, putus daya listrik di salah satu gardu penyuplai listrik, serta berbagai simulasi lainnya. Hal ini perlu dilaksanakan agar keandalan dan kompetensi setiap dispatcher selalu terjaga.
Penulis: Nasrullah.