Laporan Tahunan PT MRT Jakarta (Perseroda) Tahun 2019: Bersama Mewujudkan Peningkatan Nilai
Sebagai bagian dari akuntabilitas publik, Laporan Tahunan PT MRT Jakarta (Perseroda) diunggah ke situs web perusahaan. PT MRT Jakarta (Perseroda) telah mengunggah laporan tahunannya setiap tahun sejak 2013 silam. Laporan ini dapat diakses dan diunduh oleh masyarakat secara bebas dan gratis. Masyarakat dapat mengetahui informasi terkait ikhtisar kinerja, laporan manajemen, profil perseroan, laporan keuangan serta hal lainnya di PT MRT Jakarta (Perseroda). Laporan tahunan 2019 kali ini mengusung tema Bersama Mewujudkan Peningkatan Nilai. Laporan ini menyampaikan empat capaian besar PT MRT Jakarta (Perseroda) selama satu tahun terakhir.
Pertama, menyelesaikan konstruksi fase 1 MRT Jakarta koridor Lebak Bulus sampai dengan Bundaran HI. Penyelesaian ini dilakukan dengan tepat waktu, anggaran, dan kualitas. Sejak dimulainya peletakan batu pertama pembangunan MRT Jakarta fase 1 pada 10 Oktober 2013 lalu, PT MRT Jakarta (Perseroda) telah menyelesaikan pembangunan 16 kilometer jalur yang terdiri dari tujuh kilometer jalur layang yang dilengkapi dengan tujuh stasiun dan enam kilometer jalur bawah tanah termasuk enam stasiunnya. Selain itu, pembangunan kawasan depo kereta seluas lebih dari 10,5 hektare juga berhasil dibangun.
Kedua, memulai operasi komersial. Minggu, 24 Maret 2019 merupakan hari bersejarah bagi industri transportasi di Indonesia. Di hari itu, Presiden RI Joko Widodo meresmikan operasional MRT Jakarta, kereta bawah tanah pertama di Indonesia. Selama kurun waktu Maret sampai dengan Desember 2019 lalu, tercatat lebih dari 24 juta orang telah menggunakan layanan MRT Jakarta. Angka tersebut menunjukkan bahwa rata-rata pengguna harian mencapai lebih dari 89 ribu orang. Angka yang jauh di atas target 65 ribu orang per hari. Selama operasionalnya pun, ketepatan waktu mencapai 99,9 persen.
Ketiga, meraih laba di tahun pertama operasi. Hingga akhir 2019 lalu, PT MRT Jakarta (Perseroda) berhasil membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp143,38 miliar. Sumber pendapatan laba ini berasal dari tiket dan nontiket seperti periklanan, ritel, hak penamaan stasiun serta subsidi prasarana dan sarana dari pemerintah provinsi DKI Jakarta.
Keempat, meningkatkan tata kelola, manajemen risiko, dan kepatuhan dalam seluruh kegiatan korporasi. Pada 2019 lalu, telah dilakukan standardisasi aspek kualitas produk dan jasa, keamanan serta lingkungan MRT Jakarta melalui ISO Sistem Manajemen Terintegrasi berstandar internasional, yaitu ISO 9001:2015 tentang Sistem Manajemen Mutu; ISO 14001:2015 tentang Sistem Manajemen Lingkungan, dan ISO 45001:2018 tentang Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Skor Tata Kelola perusahaan juga telah mencapai 87,331 yang dikategorikan “Baik” dan Skor Kematangan Risiko sebesar 3,55 sebagai kategori “Defined”.
Hadirnya MRT Jakarta perlahan-lahan mengubah perilaku masyarakat dalam mobilitas kesehariannya. Pengguna jasa menjadi lebih disiplin dan peduli dalam menjaga kebersihan fasilitas publik, tertib mengantre, mendahulukan penumpang prioritas hingga saling mengingatkan apabila ada pengguna jasa lainnya yang tidak mengikuti aturan yang berlaku. Secara umum, MRT Jakarta dibangun dengan konsep terintegrasi baik dengan moda transportasi lain maupun bangunan di sepanjang koridornya. Dengan berkolaborasi, bersama MRT Jakarta menciptakan nilai bermasyarakat dan berkehidupan.
Penulis: Nasrullah.