![Stasiun Monas](/sites/default/files/styles/large/public/2025-02/54292902446_c90396aa4b_k.jpg?itok=7BYwtbEW)
Per 25 Januari, Konstruksi CP201 Capai 85,44 Persen
![Stasiun Monas](/sites/default/files/styles/large/public/2025-02/54292902446_c90396aa4b_k.jpg?itok=7BYwtbEW)
Per 25 Januari, paket kontrak CP201 (Thamrin—Monas) telah mencapai 85,44 dengan sejumlah pekerjaan utama di Stasiun Thamin seperti pekerjaan sheetpile entre 4, 7, dan 8; instalasi sistem HVAC, suplai air dan drainase serta pemadam kebakaran dan elektrikal. Tim konstruksi juga sedang melakukan finishing plaster dan pengecatan dinding ruangan di area beranda peron; dan instalasi dinding AAC dan PSD Hanging Beam di area peron. Stasiun ini merupakan stasiun terpanjang di fase 2A, yaitu sekitar 440 meter.
Di Stasiun Monas, tim konstruksi terus melakukan percepatan penyelesaian pembangunan. Sejumlah pekerjaan terus dikebut seperti instalasi rangka ACP koridor entre 2, instalasi rangka dan metal ceiling di area peron, serta pengujian eskalator di peron dan beranda peron. MRT Jakarta menargetkan penyelesaikan konstruksi CP201 pada akhir tahun 2025 ini.
Sedangkan untuk CP 202 (Stasiun Harmoni—Sawah Besar—Mangga Besar) setelah resmi dimulai pada 25 Juni 2022, per 25 Januari 2025 telah mencapai 46,11 persen. Cakupan pekerjaan di Stasiun Harmoni meliputi eskavasi boks stasiun, pengecoran lantai dasar, atap stasiun, dan area beranda peron. Tim juga sedang memasang grantry crane sebagai bagian dari persiapan pembangunan terowongan.
Di Stasiun Sawah Besar dan Mangga Besar, pekerjaan ekskavasi boks stasiun masih terus dilakukan. Setelah penyelesaian D-Wall, tim melakukan ekskavasi area launching and receiving shaft TBM, dan pengecoran roof slab boks stasiun. Kedua stasiun ini akan menjadi stasiun kereta empat tingkat di bawah tanah pertama di Indonesia.
![Ring segment](/sites/default/files/styles/large/public/2025-02/54294670654_58c87bc155_k.jpg?itok=UxWRpdbV)
Sedangkan di CP203 (Glodok dan Kota), kedua terowongan penghubungnya, telah selesai dibangun. Per 25 Januari 2025, perkembangannya telah mencapai 67,95 persen. Sejumlah pekerjaan di Stasiun Kota seperti pekerjaan struktur peron, tangga, dinding arsitektur, mekanikl, elektrikal dan instalasi pisa. Tim juga sedang mengerjakan konstruksi entre 3 dan 4. Sedangkan di Glodok, tim sedang membangun terowongan dari sisi selatan Stasiun Glodok menuju sisi utara Stasiun Mangga Besar menggunakan TBM 1. Terowongan northbound telah selesai dibangun oleh TBM 2. Pekerjaan lain seperti invert slab di terowongan Stasiun Glodok dan Mangga Besar, struktur tangga akses damkar di sisi utara, dan pekerjaan mekanikal, elektrikal, dan instalasi pipa masih terus dikebut.
Sedangkan CP 205 (sistem perkeretaapian dan rel) telah dimulai dengan ditandatanganinya kontrak kerja antara PT MRT Jakarta (Perseroda) dan Sojitz Corporation pada 17 April 2024 lalu dengan periode kontrak 75 bulan hingga akhir 2029. Per 25 Januari telah mencapai 11,48 persen dengan cakupan pekerjaan besar seperti penyelesaian pengangkutan seluruh rel fase 2A, pembahasan desain kapasitas main transformers, kabel 20kV, serta pembahasan ROCS. Selain itu, sedang dilakukan pembahasan desain signalling backup automatic train supervision server dan desain data transmission system untuk sistem telekomunikasi.
CP 206 rolling stock (ratangga) sedang proses market soundin dengan calon kandidat potensial untuk melakukan re-bidding. Sedangkan CP 207 automatic fare collection system (sistem pembayaran), sedang proses klarifikasi dokumen tender.
Fase 2A MRT Jakarta akan menghubungkan Stasiun Bundaran HI hingga Kota sepanjang sekitar 5,8 kilometer dan terdiri dari tujuh stasiun bawah tanah, yaitu Thamrin, Monas, Harmoni, Sawah Besar, Mangga Besar, Glodok, dan Kota. Fase 2A tersebut dibagi menjadi dua segmen, yaitu segmen satu Bundaran HI—Harmoni yang ditargetkan selesai pada 2027, dan segmen dua Harmoni—Kota yang ditargetkan selesai pada 2029. Fase 2B MRT Jakarta yang rencananya melanjutkan dari Kota sampai dengan Depo Ancol Barat masih dalam tahap studi kelayakan (feasibility study). Fase 2A MRT Jakarta dibangun dengan biaya sekitar Rp25,3 triliun melalui dana pinjaman kerja sama antara Pemerintah Indonesia dan Jepang.
Berbeda dengan fase 1, fase 2A dibangun sekaligus dengan mengembangkan kawasan stasiun dengan konsep kawasan berorientasi transit (transit oriented development). Pembangunan dengan konsep ini tidak hanya menyiapkan infrastruktur stasiun MRT Jakarta saja, namun juga kawasan sebagai paduan antara fungsi transit dan manusia, kegiatan, bangunan, dan ruang publik yang akan mengoptimalkan akses terhadap transportasi publik sehingga dapat menunjang daya angkut penumpang.