Skip to main content

MRT dan Saya

Pertama kali membaca dan mendengar kabar akan ada MRT beroperasi di Jakarta. Saya terkejut bercampur tidak percaya, apa benar akan di buat transportasi baru di ibu kota?. Bagaimana nanti efeknya ya?.

Seiring berjalannya waktu, bukti-bukti pembangunan MRT pun nyata di depan mata. Dengan munculnya alat-alat berat yang tidak biasa, penutupan sebagian lajur jalan hingga menyebabkan macet yang luar biasa, debu yang berterbangan, juga genangan air yang muncul dimana-mana saat hujan sudah saya lalui selama pengerjaan MRT berlangsung. Kebetulan saya bekerja dan beraktifitas di sekitar jalan Jendral Sudirman hingga Senayan. Dan saya sempat membatin, ‘Ah ya sudahlah, bersusah-susah dahulu, menikmati hasilnya kemudian. Semoga hasilnya memuaskan.’

Sedikit demi sedikit hasil pembangunan MRT terlihat, gerbang stasiun di sepanjang jalan Jendral Sudirman sudah mulai ada. Hingga waktunya tiba saya bisa mencoba menggunakan transportasi ini.

Saya ingat jam setengah 7 pagi, awal saya menggunakan transportasi ini dari stasiun Polda Metro Jaya menuju Bendungan Hilir. Memasuki stasiunnya membuat saya menjadi nostalgia, seperti Kembali ke tahun 2010, di Tokyo, Jepang. Rasa rindu yang amat sangat, membuat mata saya sedikit berkaca-kaca hampir menangis di tempat. Untung saja belum begitu banyak orang, jadi saya masih bisa menyeka mata saya dan menikmati situasi stasiun yang tenang dan bersih.

Saat saya ingin menuju jalur keberangkatan, para petugas yang berada di stasiun menjelaskan secara detail, jalur mana yang harus saya ambil. Selain para petugasnya yang sigap, tanda-tanda penunjuk arah juga sangat informatif. Memasuki salah satu rangkaian kereta pun juga bersih dan para petugas keamanan selalu berkeliling ke setiap gerbong. Dan sepanjang 2019, MRT menjadi pilihan utama transportasi saya dengan stasiun Cipete dan Fatmawati sebagai titik keberangkatan.

Hingga 2020 pandemik muncul, segala kegiatan dibatasi. Hampir 2 bulan saya bekerja di rumah sampai Juni 2020. Akhirnya saya bisa berangkat ke kantor lagi dengan peraturan baru. Sebelumnya saya masih ketakutan untuk menggunakan transportasi umum. Sampai suatu hari saya menemukan Instagram MRT Jakarta dengan banyak informasi yang terbaru tentang penggunaan MRT di masa pandemik dengan mengikuti protokol Kesehatan yang berlaku. Sejak saat itu saya mengikuti perkembangan dan info terbaru MRT Jakarta lewat akun Instagram-nya.

Sekitar bulan Agustus 2020, saya Kembali menggunakan MRT dengan titik keberangkatan stasiun Cipete Raya. Selain protokol keamanan masih berjalan (pengecekan tas), protokol Kesehatan pun juga dilakukan seperti mengecek suhu tubuh sebelum memasuki area stasiun. Sebelum memasuki rangkaian kereta dan setelahnya selalu di infokan kepada penumpang tentang peraturan selama di dalam kereta, yaitu menggunakan masker, menjaga jarak dengan penumpang lain, tidak boleh berbicara secara satu arah ataupun dua arah, dan tidak boleh menerima telfon di dalam rangkaian kereta.

Sampai suatu hari, sekitar bulan Januari 2021, di dalam rangkaian kereta yang saya naiki ada 2 penumpang sedang berbicara hingga menelfon dengan suara keras. Membuat para penumpang lain merasa terganggu. Hingga saya sampai di stasiun selanjutnya, saya buru-buru keluar untuk mencari salah satu petugas, dan menginfokan jika ada penumpang yang telah melanggar peraturan. Dengan sigap, petugas itu memberikan info ke petugas lain yang ada di dalam rangkaian kereta untuk menanganinya.

Sekian pengalaman saya selama 2 tahun ini. Tetap pertahankan pelayanannya yang ramah, sigap, juga tanggap. Terima kasih sudah diberi kesempatan berbagi di kompetisi MRT Jakarta Citizen Journalism.

 

Penulis: Herwindy A.