Skip to main content

Mesin Bor Terowongan 1 Fase 2A MRT Jakarta Tiba di Jakarta

TBM 1
Salah satu bagian mesin bor terowongan saat diturunkan dari kapal. Foto oleh PT MRT Jakarta (Perseroda)/Irwan Citrajaya.

        Setelah menempuh perjalanan selama tiga minggu dari Republik Rakyat Tiongkok, pada MInggu (21-11-20210) lalu, mesin bor terowongan (tunnel boring machine) pertama untuk fase 2A tiba di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Mesin tersebut difabrikasi di salah satu pabrik multinasional Jepang, Kawasaki Heavy Industries, Ltd di Hangzhou dan Wuhu, Republik Rakyat Tiongkok. TBM pertama tersebut akan memulai pengeboran dari Stasiun Bundaran HI menuju Stasiun Thamrin lalu bermanuver u-turn di dalam stasiun dan selanjutnya membuat terowongan menuju Stasiun Bundaran HI. Setelah itu akan diangkut ke Stasiun Monas dan membuat terowongan ke arah Stasiun Harmoni. 

TBM pertama ini datang dalam 48 bagian yang nantinya akan dirakit di lokasi pengeboran. Selanjutnya, akan dipersiapkan ke tahap persiapan peluncuran (launching) dan penggalian terowongan yang rencananya akan dimulai pada Januari 2022. Lalu, akan diangkut ke Stasiun Bundaran HI pada akhir November 2021. Mesin ini akan membuat terowongan dari Stasiun Bundaran HI menuju Harmoni.

Mesin bor ini menggunakan tipe earth pressure balance dengan diameter mesin (machine diameter) 6.800 mm dengan shield length 8.500 mm dan segment diameter 6.650 mm (outer) dan 6.050 mm (inner). Penggunaan tipe tersebut berdasarkan hasil kajian terhadap kondisi tanah di sepanjang jalur fase 2A yang didominasi oleh alluvial clay dengan beberapa lapisan diluvial clay dan diluvial sand. Mesin penggali berdiameter sekitar enam meter tersebut telah sesuai dengan pedoman Japan International Cooperation Agency (JICA) Guideline dan dibuat dengan kualitas dan pengawasan produksi sesuai standar Jepang. 

TBM 1
Mesin bor ini nantinya akan membangun terowongan yang menghubungkan Stasiun Bundaran HI dan Stasiun Harmoni. Foto oleh PT MRT Jakarta (Perseroda)/Irwan Citrajaya.

Pembangunan terowongan MRT Jakarta fase 2A akan menggunakan dua unit TBM. TBM kedua akan mengebor dari Stasiun Monas menuju Stasiun Thamrin lalu bermanuver u-turn dan membuat terowongan kembali ke Stasiun Monas hingga Stasiun Harmoni. Selama penggalian terowongan, pemasangan ring segmen juga akan dilakukan dengan rata-rata lima ring per hari. Satu ring tersebut tersusun dari enam segmen dengan lebar 1,5 meter sehingga mesin bor dapat membangun terowongan sepanjang 7,5 meter per hari. Segmen-segmen beton tersebut diproduksi di pabrik WIKA KOBE, Karawang.

Tanah hasil penggalian akan dicampur dengan polymer dan dipompa menggunakan soil pump dari chamber TBM ke muck pit di permukaan tanah (ground level) lalu diangkut dengan truk ke tempat pembuangan tanah. Lokasi pembuangan tanah hasil galian berada di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Rorotan, Jakarta Utara, dan TPU Tegal Alur, Jakarta Barat. Pekerjaan pengeboran akan membutuhkan waktu sekitar 17 bulan untuk kedua TBM tersebut.

            Fase 2A akan menghubungkan antara Bundaran HI dan Kota sepanjang sekitar enam kilometer. Rencananya akan dibangun tujuh stasiun bawah tanah, yaitu Thamrin, Monas, Harmoni, Mangga Besar, Sawah Besar, Glodok, dan Kota. PT MRT Jakarta (Perseroda) menargetkan untuk operasional Fase 2A segmen Bundaran HI—Monas pada Maret 2025 dan Monas—Kota pada Agustus 2027.

Penulis: Nasrullah.