Skip to main content

Kolaborasi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Operator Transportasi Publik, dan Swasta Wujudkan Integrasi Antarmoda Simpang Temu Lebak Bulus

Peresmian Simpang Temu LBB
Kerja sama antara pemerintah, bumd, dan swasta dapat mewujudkan kawasan berorientasi transit yang bermanfaat bagi semua pihak. Foto oleh PT MRT Jakarta (Perseroda)/Irwan Citrajaya. 

PT MRT Jakarta (Perseroda) menjalankan mandat dari Presiden RI untuk mewujudkan integrasi antarmoda, pengembangan, dan pengelolaan kawasan berorientasi transit di Jakarta. Oleh karena itu, PT MRT Jakarta (Perseroda) bekerja bersama dengan berbagai pihak untuk membangun Simpang Temu (transit plaza) Lebak Bulus yang terletak sekitar 300 meter arah timur Stasiun Lebak Bulus. Area seluas ±2.000 meter persegi ini dilengkapi dengan fasilitas jembatan layang yang menghubungkan Gedung Poin Square, transit hub, parkir sepeda, area drop off kendaraan pribadi, pemberhentian bus Transjakarta, dan transportasi daring. Rencananya, pembangunan akan dilakukan selama delapan bulan. Pencanangan dilakukan langsung oleh Gubernur Provinsi DKI Jakarta Anies Baswedan pada Rabu (8-12-2021) oleh didampingi Direktur Utama PT MRT Jakarta (Perseroda) William Sabandar dan Direktur Utama PT Inti Menara Jaya Hans Hutoyo.

“Pembangunan Simpang Temu ini merupakan bukti nyata kerja kolaborasi antara pemerintah dan pihak swasta dalam membangun Jakarta, kota yang kita cintai ini. Kerja sama seperti yang kita butuhkan untuk membangun sebuah kota karena melalui kerja bersama tersebut, kita bisa menyediakan fasilitas untuk mobilitas penduduk,” ujar Gubernur Anies. “Simpang Temu Lebak Bulus adalah fasilitas yang disiapkan untuk memudahkan masyarakat dari rumah atau menuju rumah menggunakan kendaraan umum. Harapannya agar warga Jakarta bisa lebih nyaman menggunakan kendaraan umum,” lanjut ia. Anis juga menyebutkan bahwa Simpang temu Lebak Bulus ini juga nantinya akan tersambungkan dengan salah satu pusat kegiatan komersial. “Hal ini menggambarkan apabila kepentingan publik sejalan dengan kepentingan privat, maka semua dapat merasakan manfaatnya. Terima kasih untuk semua yang sudah terlibat dan mari kita bersama-sama menggunakan kendaraan umum dalam kegiatan keseharian supaya kita bisa hidup lebih sehat dengan kualitas udara yang lebih baik,” lanjut ia.

Jembatan LBB--Poin
Jembatan layang akan menghubungkan Stasiun Lebak Bulus Grab, Gedung Poin Square, dan transit plaza. Foto oleh PT MRT Jakarta (Perseroda)/Irwan Citrajaya. 

Pengembangan Kawasan Berorientasi Transit dan pembangunan Simpang Temu Lebak Bulus dilakukan oleh PT MRT Jakarta (Perseroda) berkolaborasi dengan PT Inti Menara Jaya selaku pemilik gedung Poin Square. “Simpang Temu Lebak Bulus merupakan simpang temu kedua yang dibangun di dalam Kawasan Berorientasi Transit MRT Jakarta melanjutkan Simpang Temu Dukuh Atas yang dalam beberapa waktu lalu juga telah dicanangkan oleh Bapak Anies Baswedan. Pembangunan Simpang Temu Lebak Bulus adalah bentuk kolaborasi antara Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, BUMD MRT Jakarta, dan pihak swasta dalam hal ini oleh Poin Square dan Intiland. Tempat ini nantinya akan menjadi titik interaksi warga menggunakan transportasi publik yang ada di ujung selatan Kawasan Berorientasi Transit Lebak Bulus.” tutur William Sabandar.

“Kami berterima kasih kepada PT MRT Jakarta (Perseroda) selaku Pengelola Kawasan Berorientasi Transit Lebak Bulus yang telah mendampingi kami dalam proses perencanaan sehingga Simpang Temu Lebak Bulus ini sesuai dengan konsep di dalam Panduan Rancang Kota Lebak Bulus yang mengedepankan pentingnya konektivitas kawasan,” jelas Hans Hutoyo. “Keberadaan Simpang Temu Lebak Bulus ini akan menjadi fasilitas penting yang bisa memberikan manfaat untuk mempermudah mobilitas masyarakat luas. Kami bersyukur dan berterima kasih atas kesempatan yang diberikan untuk turut memberikan kontribusi terhadap perkembangan Kawasan Berorientasi Transit Lebak Bulus,” lanjut ia.

Simpang Temu Lebak Bulus diharapkan menjadi katalis dalam perwujudan visi Kawasan Berorientasi Transit Lebak Bulus sebagai “Gerbang Suar Jakarta” dalam mewujudkan pergerakan dan ketersediaan ruang publik yang memperkuat sistem penghubung antar lahan pembangunan dengan fasilitas-fasilitas transit di selatan Jakarta.