Skip to main content

Blok M—Sisingamangaraja: Green Creative Hub di Jakarta

Image
Taman Martha
Ribuan pengunjung memadati area Taman Literasi Martha saat pagelaran konser musik. Foto oleh PT MRT Jakarta (Perseroda)/Irwan Citrajaya. 

Dalam Peraturan Gubernur Nomor 55 Tahun 2020 tentang Panduan Rancang Kota Kawasan Pembangunan Berorientasi Transit Blok M dan Sisingamangaraja, kawasan tersebut akan meliputi Kecamatan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, ditetapkan luas kawasan mencapai sekitar 113 hektare dengan batas wilayah mencakup sisi utara hingga Kelurahan Gunung dan Kelurahan Selong, sisi barat hingga Kelurahan Kramat Pela dan Kelurahan Gunung, sisi timur berbatasan dengan Kelurahan Selong dan Kelurahan Melawai, dan sisi selatan Kelurahan Melawai dan Kelurahan Kramat Pela.

Pengembangan kawasan hingga 700 meter dari Stasiun Blok M BCA dan ASEAN ini akan menghasilkan area pengembangan campuran hingga 470.000 meter persegi. Fungsi campuran ini akan meningkatkan pengembangan area produktif di Blok M sehingga memberikan nilai investasi dan ekonomi yang lebih tinggi daripada bangunan fungsi tunggal. Kawasan ramai oleh aktivitas dan geliat masyarakat ini nantinya akan menyediakan 1,2 juta meter persegi area pengembangan yang dapat digunakan untuk beraktivitas luar ruang. Hal ini dapat tercipta melalui pengurangan area parkir yang digunakan sebagai area pengembangan bangunan yang lebih efisien.

Selain itu, pengembangan kawasan juga akan menyediakan hingga 4 hektare taman dan ruang terbuka dalam bentuk taman, plaza, dan ruang terbuka publik baru yang akan mengubah identitas Blok M dan memberikan ruang-ruang bagi komunitas untuk beraktivitas sosial, terutama dengan adanya tiga titik transit dan alih moda transportasi, yaitu halte CSW, terminal Blok M, dan stasiun MRT Jakarta. Titik-titik perpindahan dibuat berdekatan dan dapat diakses dengan mudah oleh pejalan kaki.

Image
BLM BCA
Stasiun Blok M BCA sebagai pusat pengembangan kawasan di Blok M dan Sisingamangaraja. Foto oleh PT MRT Jakarta (Perseroda)/Irwan Citrajaya.

Kawasan Blok M dan Sisingamangaraja telah dikenal sebagai salah satu pusat aktivitas kreatif Jakarta. Pembangunan kawasan yang akan menyediakan hingga 19,7 kilometer pengembangan trotoar akan memberikan rute pedestrian yang aman, nyaman dan mudah diakses di dalam kawasan. Penyediaan akses tersebut diimbangi dengan bertambahkan jumlah pepohonan baru yang dapat meningkatkan kualitas udara, lingkungan, dan kesehatan bagi orang-orang di area ini. Sekitar 59.090 meter persegi ruang publik, baik jalur pejalan kaki maupun plaza, yang ternaungi pohon akan meningkatkan sirkulasi pedestrian antara destinasi lokal dan stasiun transit.

Kawasan ini juga akan menyediakan area khusus aktivitas informal seluas 31.718 meter persegi yang bertujuan sebagai kegiatan informal seperti UMKM, hawker center serta ojek daring yang diwadahi di beberapa lahan kawasan TOD ini. Pengembangan yang terkoneksi dengan stasiun MRT Jakarta seluas 373.056 meter persegi akan menjadi nilai tambah bagi pengembangan dengan meningkatnya aksesibilitas pedestrian.

Salah satu pembangunan yang telah berhasil dilaksanakan ialah Taman Literasi Martha Tiahahu. Sejak diresmikan pada September 2022, sepanjang 2023, kunjungan masyarakat ke taman ini mencapai 306.211 orang. Beragam kegiatan seni dan budaya seperti konser musik, bincang-bincang, dan aktivitas berbagai komunitas dilaksanakan di taman ini. Infrastruktur lainnya ialah jembatan penghubung dari Stasiun Blok M BCA ke Blok M Plaza yang berhasil menaikkan 150 persen pengunjungnya saat pertama kali beroperasi pada 2019.

Upaya membangun kawasan ini terus berlanjut. Pada Rabu (31-1-2024), PT MRT Jakarta (Perserod) melakukan penandatanganan nota kesepahaman dengan PT Pasaraya Tosersajaya terkait penjajakan potensi kerja sama untuk pengembangan lahan pada kawasan berorientasi transit Blok M. Kerja sama ini akan semakin mengukuhkan kawasan Blok M dan Sisingamangaraja sebagai salah satu simpul aktivitas masyarakat perkotaan Jakarta. Pada akhirnya, PT MRT Jakarta (Perseroda) dan mitra-mitranya akan membangun sebuah kawasan area perkotaan yang memadukan fungsi transit dengan manusia, kegiatan, bangunan, dan ruang publik agar tercipta optimalisasi akses terhadap transportasi publik yang akan menunjang daya angkut penumpang.