Skip to main content

Per 30 Juni, Pembangunan JPM Dukuh Atas Capai 88 Persen

Image
JPM DKA
Foto udara jembatan (atap putih) yang menghubungkan Stasiun LRT Jabodebek Dukuh Atas dan Stasiun KCI Sudirman. Foto oleh PT MRT Jakarta (Perseroda)/Irwan Citrajaya.

Pekerjaan pembangunan Jembatan Penyeberangan Multiguna “Serambi Temu” Dukuh Atas terus dikebut. Per 30 Juni 2023, perkembangan keseluruhannya telah mencapai 78,53 persen. Saat ini, pembangunan jembatan sepanjang 265 meter tersebut telah masuk ke tahap penyelesaian ruang utilitas, ramp sepeda, levelling dan retaining wall lantai dasar, pekerjaan pemipaan, instalasi eskalator, lantai, façade, mechanical, kelistrikan, dan kabel feder serta beberapa pekerjaan fasilitas pendukung lainnya. Rencananya, jembatan ini akan diresmikan pada 18 Agustus 2023 mendatang bersamaan dengan peresmian beroperasinya LRT Jabodebek.   

Jembatan ini merupakan salah satu bagian utama dalam pengembangan kawasan berorientasi transit Dukuh Atas. Mengusung visi memberikan konektivitas terintegrasi, jembatan yang dibangun oleh PT MITJ dan mitranya, yaitu PT Integrasi Transit Jakarta (ITJ), KSO Waskita bersama Vision First dan kontraktor Waskita Beton Precast, akan menghubungkan stasiun LRT Jabodebek Dukuh Atas di sisi selatan Waduk Setiabudi Barat dan Stasiun KCI Sudirman melintasi kali Banjir Kanal Barat dengan fitur yang terdiri dari akses sepeda, elevator, tangga, lift, area pandang, hingga gerai komersial.

JPM ini didesain sebagai bangunan selain untuk memenuhi kebutuhan lalu lintas pejalan kaki antarmoda transportasi publik, juga berfungsi menghadirkan berbagai fitur lainnya seperti gerai makanan dan minuman hingga tempat tujuan wisata baru di Jakarta. Ia dibangun dengan prinsip pengembangan konektivitas antarmoda, ruang publik inklusif dan enriching urban experience sehingga diharapkan dapat menjadi identitas dan tujuan baru perkotaan.

Pengembangan area Dukuh Atas sebagai kawasan berorientasi transit mutlak dilaksanakan. Sebagai salah satu kawasan tersibuk dengan lima moda transportasi publik (kereta dan bus) serta titik prioritas angkutan daring, kawasan ini menjadi salah satu tujuan para komuter. Sebagai operator utama pengembangan kawasan berorientasi transit, PT MRT Jakarta (Perseroda) dan mitranya akan mengelola kawasan seluas 146 hektare ini dengan mengedepankan delapan prinsip pengembangan kawasan berorientasi transit, yaitu fungsi campuran, kepadatan tinggi, peningkatan kualitas konektivitas, peningkatan kualitas hidup, keadilan sosial, keberlanjutan lingkungan, ketahanan infrastruktur, dan pembaruan ekonomi.

Upaya pengembangan kawasan di sekitar stasiun MRT Jakarta merupakan bagian dari transformasi Jakarta dalam mengatur ulang kota dari padat lalu lintas menjadi kota berkelanjutan dan tahan iklim. MRT Jakarta akan memastikan bahwa aksesibilitas transit, fasilitas pejalan kaki dan pesepeda (sebagai moda mobilitas paling ramah lingkungan), ruang hijau dan terbuka, pohon peneduh jalan, ruang publik pemicu aktivitas, hingga titik-titik bike sharing, semua terakomodasi.