Skip to main content

Per 25 Maret, Pembangunan Fase 2A CP 201 Capai 74,02 Persen

Image
CP201
Pekerja sedang berada di terowongan penghubung Stasiun Thamrin dan Monas. Foto oleh PT MRT Jakarta (Perseroda)/Irwan Citrajaya. 

Pekerjaan pembangunan CP 201 (Stasiun Thamrin dan Monas) fase 2A MRT Jakarta berjalan sesuai jadwal. Per 25 Maret 2024, perkembangan pembangunan telah mencapai 74,02 persen. Saat ini, pembangunan Stasiun Monas telah masuk ke tahap pekerjaan box jacking passageway segmen ke-2 dari total lima segmen untuk pembangunan entrance 1 Jalan Museum, penggalian entrance 2 stage 2 yang berada di Jalan Silang Barat Daya, pengecoran dinding cooling tower, piling untuk arrival shaft entrance 1 Jalan Museum, pekerjaan dinding dan aluminium composite panel (ACP), langit-langit (ceiling), rangka penggantung fire shutter, lantai keramik homogeneous tile, penyelesaian toilet (dinding, lantai, langit-langit, dan sekat (cubicle), instalasi sistem heating, ventilation, and air conditioning (HVAC), suplai air dan drainase, pemadam kebakaran dan elektrikal. Tim juga sudah mulai memasang eskalator penghubung beranda peron (concourse) dan peron (platform)    

Sedangkan di Stasiun Thamrin, pekerjaan yang sedang dilakukan meliputi pekerjaan pengecoran base slab dan kolom, instalasi overhead trackway exhaust (OTE) Duct, pondasi entrance 4, cooling and ventilation tower di Thamrin 10, pemotongan kingpost, penutupan akses sementara (temporary opening), penggalian area stabling yard, instalasi dinding autoclaved aerated concrete (AAC) dan pipa drainase di bawah peron, dan pemasangan mock up peralatan mechanical electrical plumbing (MEP).

Sedangkan untuk CP 202 (Stasiun Harmoni—Sawah Besar—Mangga Besar) setelah resmi dimulai pada 25 Juni 2022, per 25 Maret 2024 telah mencapai 28,34 persen dengan cakupan pekerjaan meliputi pekerjaan D-Wall, king post, lantai kerja sementara (RC Deck), dan penambahan kekuatan lapisan tanah (soil improvement).

Image
CP202
Utilitas di bawah jalan merupakan salah satu tantangan dalam konstruksi CP202. Foto oleh PT MRT Jakarta (Perseroda)/Irwan Citrajaya.

Pascapenandatanganan paket kontrak (contract package) CP 203 (Stasiun Glodok dan Kota) pada 20 April 2021, pekerjaannya pun sudah terus berlanjut dan berjalan sesuai jadwal. Per 25 Maret 2024, perkembangannya sudah mencapai 49,97 persen dengan pekerjaan di Stasiun Glodok meliputi pekerjaan initial driving mesin bor terowongan (tunnel boring machine/TBM) 1 di sisi utara stasiun, perakitan TBM 2 di sisi selatan, pengiriman segmen terowongan, pekerjaan dinding peron dan tangga stasiun. Sedangkan di Stasiun Kota, pekerjaan penggalian tanah untuk lantai dasar (base slab) dan strukturnya masih terus dilakukan.

Image
CP203
Sebelum memulai pekerjaan, para pekerja melakukan tool box meeting atau pengarahan harian. Foto oleh PT MRT Jakarta (Perseroda)/Irwan Citrajaya.

Sedangkan pengadaan CP 205 railway systems and trackwork (sistem perkeretaapian dan rel) yang meliputi Bundaran HI—Kota dilakukan dengan sistem international competitive bidding. Pada 30 November 2023, tiga perusahaan kontraktor telah memasukkan dokumen proposal dan saat ini sedang dilakukan evaluasi teknis serta finansial. CP 206 rolling stock (ratangga) telah diperoleh conditional JICA concurrence untuk pelaksanaan tender. Target call for tender pada Q4 2023. Sedangkan CP 207 automatic fare collection system (sistem pembayaran), sedang dalam tahap penyusunan dokumen tender dan penyelesaian aspek kontraktual maupun teknis. Call for tender telah dilaksanakan pada November 2023.

Fase 2A MRT Jakarta akan menghubungkan Stasiun Bundaran HI hingga Kota sepanjang sekitar 5,8 kilometer dan terdiri dari tujuh stasiun bawah tanah, yaitu Thamrin, Monas, Harmoni, Sawah Besar, Mangga Besar, Glodok, dan Kota. Fase 2A tersebut dibagi menjadi dua segmen, yaitu segmen satu Bundaran HI—Harmoni yang ditargetkan selesai pada 2027, dan segmen dua Harmoni—Kota yang ditargetkan selesai pada 2029. Fase 2B MRT Jakarta yang rencananya melanjutkan dari Kota sampai dengan Depo Ancol Barat masih dalam tahap studi kelayakan (feasibility study). Fase 2A MRT Jakarta dibangun dengan biaya sekitar Rp25,3 triliun melalui dana pinjaman kerja sama antara Pemerintah Indonesia dan Jepang. 

Berbeda dengan fase 1, fase 2A dibangun sekaligus dengan mengembangkan kawasan stasiun dengan konsep kawasan berorientasi transit (transit oriented development). Pembangunan dengan konsep ini tidak hanya menyiapkan infrastruktur stasiun MRT Jakarta saja, namun juga kawasan sebagai paduan antara fungsi transit dan manusia, kegiatan, bangunan, dan ruang publik yang akan mengoptimalkan akses terhadap transportasi publik sehingga dapat menunjang daya angkut penumpang.