Skip to main content

Per 25 Juli, Pembangunan Fase 2A CP 201 Capai 60,08 Persen

Image
tunnel
Concrete track bed telah mulai dikerjakan. Foto oleh PT MRT Jakarta (Perseroda)/Irwan Citrajaya. 25-7-2023

Pekerjaan pembangunan CP 201 (Stasiun Thamrin dan Monas) fase 2A MRT Jakarta berjalan sesuai jadwal. Per 25 Juli 2023, perkembangan pembangunan telah mencapai 60,08 persen. Saat ini, pembangunan Stasiun Monas telah masuk ke tahap pekerjaan pengecoran lantai peron (platform slab) stasiun, pemasangan waler dan strutting sebagai persiapan area peluncuran (launching shaft) pekerjaan box jacking pembangunan entrance 1 Jalan Museum, pengecoran tower and backfill ventilation tower 2, backfill gardu induk, strut and waller serta galian ventilation tower 1, pemasangan saluran ventilasi dan jalur kabel stasiun dan gardu induk, pemasangan pipa suplai air, drainase, dan sistem pemadam kebakaran, pengiriman peralatan mekanikal dan elektrikal (chiller dan tunnel ventilation fan), instalasi dinding ruangan di gardu induk dan stasiun, pengecatan dinding gardu induk, dan pemasangan pintu besi serta handrail di gardu induk.

Sedangkan di Stasiun Thamrin, pekerjaan yang sedang dilakukan meliputi pekerjaan penggalian dan pengecoran roof dan concourse slab stasiun, pemasangan waterproofing roof slab sisi selatan dan utara stasiun, pengecoran kolom sisi selatan stasiun, dan piling untuk stabling extension sisi utara stasiun.

Per 25 Juli 2023 pula, sedang dilakukan pemasangan temporary ring oleh TBM 1 di sisi utara Stasiun Monas sebagai bagian dari persiapan pengeboran terowongan southbound menuju Stasiun Harmoni. Sedangkan mesin bor terowongan 2 (TBM-2) sedang melakukan pekerjaan pembangunan terowongan northbound dari sisi utara Stasiun Monas menuju Stasiun Harmoni dan telah berhasil membangun sepanjang sekitar 979,5 meter (653 ring).

Image
kota tua
Foto udara pekerjaan akses integrasi Stasiun Kota menuju Stasiun Kota. Foto oleh PT MRT Jakarta (Perseroda)/Irwan Citrajaya. 

Sedangkan untuk CP 202 (Stasiun Harmoni—Sawah Besar—Mangga Besar) setelah resmi dimulai pada 25 Juni 2022, per 25 Juli 2023 telah mencapai 16,63 persen dengan cakupan pekerjaan meliputi pekerjaan proteksi dan relokasi utilitas, konstruksi canal decking, test pit dan pembongkaran pile di area Stasiun Harmoni sisi Jalan Hayam Wuruk, persiapan manajemen rekayasa lalu lintas tahap 3, dan pekerjaan guide wall Stasiun Sawah Besar.

Pascapenandatanganan paket kontrak (contract package) CP 203 (Stasiun Glodok dan Kota) pada 20 April 2021, pekerjaannya pun sudah mulai dilakukan dan berjalan sesuai jadwal. Per 25 Juli 2023, perkembangannya sudah mencapai 37,55 persen dengan pekerjaan di Stasiun Glodok meliputi pekerjaan galian level platform/bottom slab, struktur bottom slab, dan grounding mat di area peron stasiun (platform). Di Stasiun Kota, sedang dilakukan persiapan pekerjaan penggalian tanah untuk roof slab, pemasangan road decking, dan penanganan temuan terakota pipa air kuno tahap 2. Di luar pekerjaan structural stasiun, saat ini sedang dilakukan persiapan pengiriman TBM 1 untuk CP203.

Sedangkan pengadaan CP 205 railway systems and trackwork (sistem perkeretaapian dan rel) telah dilakukan dilaksanakan dengan international competitive bidding. Call for tender telah dilakukan pada 25 Agustus 2022. CP 206 rolling stock (ratangga) telah dilakukan market sounding dan penyesuaian jumlah rangkaian kereta dari 14 rangkaian menjadi tujuh rangkaian. Rencananya, call for tender akan dilakukan pada Q1 tahun ini. Sedangkan CP 207 automatic fare collection (sistem pembayaran), call for tender akan dilakukan pada Juni 2023.

Fase 2A MRT Jakarta akan menghubungkan Stasiun Bundaran HI hingga Kota sepanjang sekitar 5,8 kilometer dan terdiri dari tujuh stasiun bawah tanah, yaitu Thamrin, Monas, Harmoni, Sawah Besar, Mangga Besar, Glodok, dan Kota. Fase 2A tersebut dibagi menjadi dua segmen, yaitu segmen satu Bundaran HI—Harmoni yang ditargetkan selesai pada 2027, dan segmen dua Harmoni—Kota yang ditargetkan selesai pada 2029. Fase 2B MRT Jakarta yang rencananya melanjutkan dari Kota sampai dengan Depo Ancol Barat masih dalam tahap studi kelayakan (feasibility study). Fase 2A MRT Jakarta dibangun dengan biaya sekitar Rp25,3 triliun melalui dana pinjaman kerja sama antara Pemerintah Indonesia dan Jepang. 

Berbeda dengan fase 1, fase 2A dibangun sekaligus dengan mengembangkan kawasan stasiun dengan konsep kawasan berorientasi transit (transit oriented development). Pembangunan dengan konsep ini tidak hanya menyiapkan infrastruktur stasiun MRT Jakarta saja, namun juga kawasan sebagai paduan antara fungsi transit dan manusia, kegiatan, bangunan, dan ruang publik yang akan mengoptimalkan akses terhadap transportasi publik sehingga dapat menunjang daya angkut penumpang.