Skip to main content

Per 25 Agustus, Pembangunan Fase 2A CP 201 Capai 61,77 Persen

Image
strut and waller
Konstruksi strut and waller di area CP 201 Monas. Foto oleh PT MRT Jakarta (Perseroda)/Irwan Citrajaya. 

Pekerjaan pembangunan CP 201 (Stasiun Thamrin dan Monas) fase 2A MRT Jakarta berjalan sesuai jadwal. Per 25 Agustus 2023, perkembangan pembangunan telah mencapai 61,77 persen. Saat ini, pembangunan Stasiun Monas telah masuk ke tahap pekerjaan pengecoran platform slab stasiun, pengecoran tangga akses, pemasangan strut dan waller persiapan launching shaft box jacking entrance 1, pemasangan strut dan waller serta galian ventilation tower 1 dan entrance 2 silang barang daya Monas, pengecoran tower dan backfill ventilation tower 2, pemasangan sistem HVAC, sistem elektrikal, dan sistem pemadam kebakaran dengan gas pada gardu induk, pemasangan saluran ventilasi, kabel, pipa suplai air, drainase, dan sistem kebakaran stasiun, instalasi dinding ruangan gardu induk dan stasiun, pengecatan dinding gardu induk, dan pemasangan pintu besi, demountable wall, dan atap akses permanen gardu induk.

Sedangkan di Stasiun Thamrin, pekerjaan yang sedang dilakukan meliputi pekerjaan penggalian dan pengecoran roof serta concourse slab, penggalian base slab, pengecoran kolom sisi utara stasiun, piling extension stabling sisi utara stasiun, dan peningkatan sistem ventilasi terowongan dan building automation system di stasiun Bundaran HI.   

Per 25 Agustus 2023 pula, mesin bor terowongan 2 (TBM-2) sedang melakukan pekerjaan pembangunan terowongan northbound dari sisi utara Stasiun Monas menuju Stasiun Harmoni dan telah berhasil membangun sepanjang sekitar 979,5 meter (653 ring). Sedangkan mesin bor terowongan 1 (TBM1) sedang melakukan pembangunan terowongan southbound dari Stasiun Monas sisi utara ke Stasiun Harmoni dan telah berhasil membangun 189 meter (126 ring).

Sedangkan untuk CP 202 (Stasiun Harmoni—Sawah Besar—Mangga Besar) setelah resmi dimulai pada 25 Juni 2022, per 25 Agustus 2023 telah mencapai 18,27 persen dengan cakupan pekerjaan meliputi pekerjaan proteksi dan relokasi utilitas, penyelesaian test pit dan pembongkaran pile halte transjakarta di area Stasiun Harmoni, pelaksanaan manajemen rekayasa lalu lintas tahap 3, dan pekerjaan guide wall Stasiun Sawah Besar.

Pascapenandatanganan paket kontrak (contract package) CP 203 (Stasiun Glodok dan Kota) pada 20 April 2021, pekerjaannya pun sudah mulai dilakukan dan berjalan sesuai jadwal. Per 25 Agustus 2023, perkembangannya sudah mencapai 38,75 persen dengan pekerjaan di Stasiun Glodok meliputi pekerjaan struktur bottom slab, waterproofing area platform, dan pembangunan kolom level base slab. Di Stasiun Kota, sedang dilakukan persiapan pekerjaan penggalian tanah untuk roof slab, pemasangan road decking, penanganan temuan terakota pipa air kuno tahap 2, dan pekerjaan pembongkaran struktur eksisting tempat penyeberangan orang (TPO). Di luar pekerjaan structural stasiun, saat ini sedang dilakukan persiapan pengiriman TBM 1 dan 2 untuk CP203 serta penyiapan area penyimpanan TBM tersebut di kawasan Monas.

Image
TBM
Pekerja konstruksi sedang mengawasi proses pengeboran di Monas. Foto oleh PT MRT Jakarta (Perseroda)/Irwan Citrajaya. 

Sedangkan pengadaan CP 205 railway systems and trackwork (sistem perkeretaapian dan rel) telah dilakukan dilaksanakan dengan international competitive bidding. Call for tender telah dilakukan pada 25 Agustus 2022. CP 206 rolling stock (ratangga) telah dilakukan market sounding dan penyesuaian jumlah rangkaian kereta dari 14 rangkaian menjadi tujuh rangkaian. Rencananya, call for tender akan dilakukan pada Q1 tahun ini. Sedangkan CP 207 automatic fare collection (sistem pembayaran), call for tender akan dilakukan pada Juni 2023.

Fase 2A MRT Jakarta akan menghubungkan Stasiun Bundaran HI hingga Kota sepanjang sekitar 5,8 kilometer dan terdiri dari tujuh stasiun bawah tanah, yaitu Thamrin, Monas, Harmoni, Sawah Besar, Mangga Besar, Glodok, dan Kota. Fase 2A tersebut dibagi menjadi dua segmen, yaitu segmen satu Bundaran HI—Harmoni yang ditargetkan selesai pada 2027, dan segmen dua Harmoni—Kota yang ditargetkan selesai pada 2029. Fase 2B MRT Jakarta yang rencananya melanjutkan dari Kota sampai dengan Depo Ancol Barat masih dalam tahap studi kelayakan (feasibility study). Fase 2A MRT Jakarta dibangun dengan biaya sekitar Rp25,3 triliun melalui dana pinjaman kerja sama antara Pemerintah Indonesia dan Jepang. 

Berbeda dengan fase 1, fase 2A dibangun sekaligus dengan mengembangkan kawasan stasiun dengan konsep kawasan berorientasi transit (transit oriented development). Pembangunan dengan konsep ini tidak hanya menyiapkan infrastruktur stasiun MRT Jakarta saja, namun juga kawasan sebagai paduan antara fungsi transit dan manusia, kegiatan, bangunan, dan ruang publik yang akan mengoptimalkan akses terhadap transportasi publik sehingga dapat menunjang daya angkut penumpang.