Skip to main content

Per 19 Juni, Pembangunan JPM Dukuh Atas Capai 84,2 Persen

Image
JPM DKA
Jembatan Serambi Temu akan menghadirkan aksesibilitas bagi masyarakat pengguna transportasi publik dengan tujuan Dukuh Atas atau Sudirman dan sekitarnya. Foto oleh PT MRT Jakarta (Perseroda)/Irwan Citrajaya. 4 Mei 2023. 

Pekerjaan pembangunan Jembatan Penyeberangan Multiguna “Serambi Temu” Dukuh Atas terus dikebut. Per 19 Juni 2023, perkembangan keseluruhannya telah mencapai 84,2 persen. Saat ini, pembangunan jembatan sepanjang 265 meter tersebut telah masuk ke tahap penyelesaian lantai, façade, mechanical, kelistrikan, dan pekerjaan pemipaan, struktur atap dan arsitektural, penyelesaian ramp sepeda, dan instalasi eskalator.   

Jembatan ini merupakan salah satu bagian utama dalam pengembangan kawasan berorientasi transit Dukuh Atas. Mengusung visi memberikan konektivitas terintegrasi, jembatan yang dibangun oleh PT MITJ dan mitranya, yaitu PT Integrasi Transit Jakarta (ITJ), KSO Waskita bersama Vision First dan kontraktor Waskita Beton Precast, akan menghubungkan stasiun LRT Jabodebek Dukuh Atas di sisi selatan Waduk Setiabudi Barat dan Stasiun KCI Sudirman melintasi kali Banjir Kanal Barat dengan fitur yang terdiri dari akses sepeda, elevator, tangga, lift, area pandang, hingga gerai komersial.

JPM ini didesain sebagai bangunan selain untuk memenuhi kebutuhan lalu lintas pejalan kaki antarmoda transportasi publik, juga berfungsi menghadirkan berbagai fitur lainnya seperti gerai makanan dan minuman hingga tempat tujuan wisata baru di Jakarta. Ia dibangun dengan prinsip pengembangan konektivitas antarmoda, ruang publik inklusif dan enriching urban experience sehingga diharapkan dapat menjadi identitas dan tujuan baru perkotaan. Rencananya, jembatan ini akan ditargetkan selesai dibangun dan siap dioperasikan pada Juli 2023 mendatang sebagai persiapan operasional LRT Jabodebek pada Agustus 2023.

Pengembangan area Dukuh Atas sebagai kawasan berorientasi transit mutlak dilaksanakan. Sebagai salah satu kawasan tersibuk dengan lima moda transportasi publik (kereta dan bus) serta titik prioritas angkutan daring, kawasan ini menjadi salah satu tujuan para komuter. Sebagai operator utama pengembangan kawasan berorientasi transit, PT MRT Jakarta (Perseroda) dan mitranya akan mengelola kawasan seluas 146 hektare ini dengan mengedepankan delapan prinsip pengembangan kawasan berorientasi transit, yaitu fungsi campuran, kepadatan tinggi, peningkatan kualitas konektivitas, peningkatan kualitas hidup, keadilan sosial, keberlanjutan lingkungan, ketahanan infrastruktur, dan pembaruan ekonomi.

Upaya pengembangan kawasan di sekitar stasiun MRT Jakarta merupakan bagian dari transformasi Jakarta dalam mengatur ulang kota dari padat lalu lintas menjadi kota berkelanjutan dan tahan iklim. MRT Jakarta akan memastikan bahwa aksesibilitas transit, fasilitas pejalan kaki dan pesepeda (sebagai moda mobilitas paling ramah lingkungan), ruang hijau dan terbuka, pohon peneduh jalan, ruang publik pemicu aktivitas, hingga titik-titik bike sharing, semua terakomodasi.