Skip to main content

Konstruksi Paket Kontrak 202 (CP202) Resmi Dimulai

Image
TBM 1
Mesin bor terowongan telah menembus Stasiun Thamrin yang menjadi bagian dari CP 201. Foto oleh PT MRT Jakarta (Perseroda)/Irwan Citrajaya.

Setelah beberapa kali gagal tender, penandatanganan kontrak pelaksanaan konstruksi CP202 Harmoni—Sawah Besar--Mangga Besar akhirnya dilakukan pada Senin, 18 Juli 2022 ditandai dengan terbitnya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) kepada Shimizu Adhi Karya Joint Venture (SAJV) sebagai kontraktor pelaksana yang diterbitkan pada Rabu, 27 Juli 2022 sebagai masa awal dimulainya pelaksanaan pekerjaan konstruksi segmen Harmoni hingga Mangga Besar.

Ruang lingkup pekerjaan konstruksi CP202 meliputi pembangunan tiga stasiun bawah tanah, antara lain Stasiun Harmoni dengan panjang 252 meter dan berada di kedalaman sekitar 16 meter, Stasiun Sawah Besar sepanjang 200 meter dan berada di kedalaman  sekitar 27 meter, dan Stasiun Mangga besar sepanjang 220 meter dan berada di kedalaman sekitar 27 meter, serta terowongan bawah tanah sepanjang 1,8 kilometer mulai dari Harmoni sampai dengan Mangga Besar.

Sejumlah tantangan teknis menjadi bagian dari pelaksanaan pekerjaan pembangunan, seperti kondisi koridor yang sempit, jenis tanah soft soil di area pembangunan, berada di kawasan cagar budaya (heritage), hingga pembangunan stasiun yang dipadukan dengan pengembangan kawasan berorientasi transit, serta integrasi dengan moda transportasi lain, interkoneksi dengan bangunan sekitar, dan revitalisasi trotoar Jalan Gajah Mada dan Jalan Hayam Wuruk.

Area konstruksi CP202 berada di ruas Jalan Gajah Mada dan Jalan Hayam Wuruk yang dipisahkan oleh Sungai Ciliwung Gajah Mada. Selain itu, lokasi konstruksi untuk area CP202 pun sangat berdekatan dengan bangunan sekitar. Dengan mempertimbangkan adanya Sungai Ciliwung Gajah Mada tersebut, maka penempatan posisi stasiun bawah tanah di CP202 berada di bawah ruas jalan, yaitu Stasiun Harmoni berada di bawah Jalan Gajah Mada, Stasiun Sawah Besar berada di bawah Jalan Gajah Mada, dan Stasiun Mangga Besar berada di bawah Jalan Hayam Wuruk.

Lebih jauh lagi, dengan terbatasnya ruas lebar Jalan Gajah Mada dan Jalan Hayam Wuruk, maka lebar stasiun khususnya Stasiun Sawah Besar dan Stasiun Mangga Besar, akan menjadi lebih sempit sekitar 14 meter. Oleh karena itu, desain dari kedua stasiun tersebut pun menjadi lebih dalam, sekitar 27 meter, dengan empat lantai di bawah tanah menjadikan jalur ratangga ke arah selatan dan utara berada pada level yang berbeda (atas--bawah/stacked platform). Terdapat koridor untuk penumpang yang melintasi bawah Sungai Ciliwung Gajah Mada, dengan metode konstruksi khusus, untuk mengakomodir akses penumpang dari seluruh arah.

Tim konstruksi akan melakukan penanganan khusus terkait jenis tanah yang kurang baik (soft soil) pada area pembangunan. Pada awal konstruksi, penanganan tersebut terutama terhadap Penurunan Tanah (Land Subsidence) melalui peningkatan kondisi tanah eksisting (soil improvement) di ketiga area stasiun, dengan metode jet grouting dan dilakukan penebalan dinding stasiun (Diaphragm Wall/D Wall). Selain itu, area konstruksi juga berdekatan dengan bangunan sekitar yang berusia cukup tua, sehingga menjadi perhatian khusus dalam menyiapkan metode konstruksi yang tepat.

Penanganan khusus juga dilakukan terhadap aspek cagar budaya. Melihat konteks sejarah pada area stasiun, maka dilakukan kegiatan archaeological test pit atau ekskavasi arkeologi, yang bertujuan mengetahui kondisi atau potensi adanya benda bersejarah di area galian proyek. Penanganan Objek Cagar Budaya (OCB) dan Objek Diduga Cagar Budaya (ODCB) menjadi perhatian khusus selama pelaksanaan konstruksi. Selama proses konstruksi berlangsung, akan dilaksanakan pemasangan sensor khusus pada bangunan-bangunan cagar budaya yang berada di jalur CP202. Pemasangan sensor bertujuan memantau kondisi bangunan cagar budaya selama masa konstruksi.

Selama pekerjaan konstruksi berlangsung, PT MRT Jakarta (Perseroda) akan mengelola dan memitigasi risiko agar pekerjaan konstruksi dapat berlangsung dengan aman, serta memprioritaskan aspek safety, health, environment, and security (SHES) sesuai dengan standar dan ketentuan yang berlaku. Selain itu, pembangunan MRT Jakarta CP202 akan memberikan perhatian terhadap perlindungan situs cagar budaya, sekaligus melakukan pelebaran trotoar dan revitalisasi koridor di Jalan Gajah Mada dan Hayam Wuruk, dan akan mengembalikan kondisi area konstruksi ke kondisi semula (reinstatement).